Akhirnya sampai juga mobil Hanum di pekarangan rumahnya. Bangunan bernuansa putih dan abu-abu dengan halaman yang begitu luas dipenuhi oleh berbagai macam tanaman.
Mobil yang Hanum dan Myesha tumpangi berhenti tepat di depan pintu utama. Sedangkan di garasi Myesha melihat terparkir dua mobil mewah dan satu motor sport.
Myesha melongo melihat seluruh aset kekayaan milik keluarga Hanum. Ia terkejut, Myesha sampai menempelkan kedua tangan pada kaca mobil dengan posisi mulut terbuka lebar. "Gila Hanum lo tajir banget."
"Rumah segede ini penghuninya berapa banyak?" lanjutnya dalam berpikir.
"Num, di rumah ini ada siapa aja?"
"Emm... Ada Ayah, Mamah, Bibi, Pak Odi sama aku. Itu pun kalau mereka lagi ada di rumah kalau lagi kerja di luar kota ya cuma bertiga aja, makanya aku nginep di rumah kamu buat ngilangin jenuh," tutur Hanum menjelaskan.
"Ru-rumah segede ini cuma diisi lima orang?"
Hanum mengangguk. "Ho'oh, yaudah ayo masuk," ajak Hanum kali ini pintu mobil benar-benar terbuka, keluarlah dua gadis cantik dari dalam mobil itu.
Hanya saja terdapat perbedaan, yang satu keluar layaknya seorang princess sementara yang satunya lagi seperti anak jalanan yang kotor tak terawat.
"Woah!" Myesha melongo.
"Sha, ayo!"
"Lo duluan aja deh, gue masih mau liat liat di luar sini," ucap Myesha mengedarkan pandangannya ke arah tanaman yang tumbuh subur di dekat pintu gerbang.
"Ouh yaudah. Aku masuk duluan nanti kamu langsung masuk aja, kamar aku ada di lantai dua," kata Hanum mengingatkan.
"Okey."
Seperti baru melihat tanaman hijau, Myesha langsung berlari ke arah taman. Meraba tiap-tiap tanaman yang ia lalui sekaligus menikmati suasana yang jarang sekali Myesha rasakan kemudian menghirup wanginya aroma bunga Mawar, anggrek juga bunga bugenvil.
Sekilas Myesha seperti melihat bunga favoritnya yang turut tumbuh dalam pekarangan rumah Hanum. Perlahan langkah Myesha mengantarkannya pada kumpulan bunga daisy putih. Seketika saat itu juga senyum Myesha merekah bersamaan dengan jatuhnya air mata.
Myesha melangkah pelan ingin meraih kelopak bunga itu. "Kak Meira."
Tangis Myesha tak terbendung ketika sang angin dengan bebas menerpa kumpulan bunga daisy yang tertanam dan tertata rapi. Seakan-akan angin itu ikut mendatangkan kehadiran sosok Meira yang membuat tangis Myesha semakin disertai sesegukan.
"Myesha tau kakak selalu ada disisi Myesha. Ma—af..." ucap Myesha terhenti, segukan dalam tangisnya seakan tidak mampu membuatnya berbicara.
"Seandainya Myesha nggak merengek minta pergi pantai, mungkin kecelakaan itu nggak akan terjadi."
Ingatan di hari itu Myesha masih ingat dengan sangat jelas. Suara decit yang bergesekan dengan pembatas jalan dan klakson mobil yang terus berbunyi begitu menyayat hati Myesha."Ayah..."
Suara-suara orang terdekat yang menyanyikan lagu happy birthday terus berlalu di telinganya. Sayangnya, nyanyian lagu itu hanyalah mimpi belaka.
"Mamah mau kemana?" Gadis itu mengigau dengan air mata terus mengalir.
"Ayah— jangan pergi lagi," lirih gadis itu.
Rasa sakit yang ia alami sudah tidak karuan lagi. Sekujur tubuhnya di penuhi luka gores dan kepalanya mengeluarkan banyak darah akibat terpental jauh saat kecelakaan tragis itu terjadi.
Matanya masih sempat terbuka walaupun penglihatannya mulai kabur, dari jarak 3 meter ia menemukan sebuah mobil dengan posisi terbalik serta bentuk yang sudah tidak semestinya.
Mirisnya lagi, dengan mata kepalanya sendiri. Myesha kecil melihat mamah dan kakaknya masih berada dalam mobil itu karena seat belt mengikat tubuh mereka. Myesha langsung menangis kencang membuat pilu orang sekitar.
Beberapa pengendara berhenti. Ada yang sibuk menghubungi ambulans dan polisi, ada juga yang langsung menggendong Myesha untuk memindahkannya ke tepi jalan.
"Akhh..." kepala bagian belakang Myesha tiba-tiba sakit ketika ingatan di masa lalunya muncul kembali.
Muesha menengadah ke langit, bibirnya bergetar. "Mamah sama kakak sombong ya sekarang, udah nggak pernah mampir ke mimpi Myesha lagi. Emang seindah itu surga sampai kalian lupa sama Myesha."

KAMU SEDANG MEMBACA
Myesha (Revisi)
Teen Fiction[⚠️HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️] Attantion: Cerita ini aku publish ulang ya guys karena lagi tahap revisi, cmiiw "Kenapa? Takut gue rebut Myesha dari lo?" "Itu niat lo?" Kaivan menggertakkan giginya sementara tangannya mengepal, bersiap aka...