"Silahkan, ini kelas lo." Mereka berhenti di ruangan dengan palang bertuliskan 12 MIPA 3.
"Udah hapal jalur-jalurnya kalau lo mau keliling ke gedung SMA ini lagi?" tanya Kaivan menyakinkan Myesha sebelum dia meninggalkannya.
Myesha mengangguk kuat.
"Gerbang utama lo tau, 'kan?"
Myesha senyum-senyum sendiri. "Udah, Van. Lo tenang aja, daya ingat gue kuat, kok."
"Syukur deh. Yaudah gue ke kelas, ya?"
Myesha memanyunkan bibirnya, kenapa waktu terasa cepat sekali berlalu jika sedang dilengkapi dengan kebahagian?
Kaivan mencubit gemas pipi Myesha. "Kenapa cemberut? Deg degan? Apa perlu gue temenin?"
Myesha menggeleng pelan. "Ga usah. Kelas lo dimana?"
"Itu di sana," Kaivan menunjuk pada sebuah ruangan yang hanya terpisah satu kelas dari kelas Myesha. "Kalau lo ada apa-apa jangan sungkan buat temuin gue di sana, 12 Mipa 1."
"Jangan bilang anak yang di maksud Bu Ratna itu Kaivan?" Refleks Myesha bersorak riang.
"Hei, lo kenapa?"
"Eh..." Myesha segera merapatkan bibirnya. "Nggak ada apa-apa."
Tanpa izin sekalipun Kaivan berani mengacak gemas puncak rambut Myesha. Seakan tak ada lagi kecanggungan di antara keduanya.
"Van, lo peka ga sih sama apa yang gue rasain? Rasanya sayap gue mau keluar." Dengan menggigit bibir bawahnya, salting Myesha tak terkendali.
"Ga usah negative thinking mulu, di sini nggak ada yang pinter ataupun yang bodoh. Semuanya sama aja nggak ada bedanya. Jadi, jangan berpikiran gitu lagi."
Myesha menangguk cepat walaupun tatapannya masih berbinar.
Sesaat sebelum pergi, Kaivan sempat mengintip kelas melalui celah pintu. "Kayaknya di dalam udah ada gurunya."
"Okey, makasih ya buat hari ini," ucap Myesha seraya mencengkram tali tas yang ia gemblok di punggung.
"Oke."
Cowok itu berlari kecil menuju kelasnya. Menggemaskan sekali melihat rambut Kaivan tuing-tuing ketika dibawa lari.
Tok ... tok ... tok ...
"Assalamualaikum," ucap Myesha seraya membuka bilik pintu.
Pusat perhatian kelas langsung tertuju kepada Myesha. Namun, hanya sekilas setelah itu mereka kembali menulis.
"Wa'alaikumsalam, masuk!" Guru laki-laki dengan kumis baplang yang mengenakan baju PNS itu sedang menulis materi tadi. Namanya Pak Hendri, biasanya ia mengajar pelajaran Fisika di kelas 12.
"Kamu dari kelas mana? Kenapa baru datang?"
"Murid baru, Pak," jawab Myesha singkat.
"Oalah murid baru, toh. Yaudah sok atuh perkenalkan diri." Guru itu duduk, mempersilahkan Myesha untuk memperkenalkan diri.
"Pak, dia bisa suruh minggir dikit nggak. Ngalangin papan tulis, saya mau nulis jadi susah," protes seorang siswi karena posisi Myesha yang menghalangi sebagian tulisan di papan tulis.
Tersadar akan celetukan itu, mengurungkan niat Myesha untuk memperkenalkan diri dan langsung jongkok.
"Nah, gitu dong."
"Heh! berenti dulu nulisnya. Kalian ini gimana, kedatangan teman baru kok malah cuek aja. Berhenti dulu!" omel pak Hendri.
"Ayo perkenalkan diri kamu!" Suruh Pak Hendri sesekali memainkan kumis baplangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Myesha (Revisi)
Novela Juvenil[⚠️HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️] Attantion: Cerita ini aku publish ulang ya guys karena lagi tahap revisi, cmiiw "Kenapa? Takut gue rebut Myesha dari lo?" "Itu niat lo?" Kaivan menggertakkan giginya sementara tangannya mengepal, bersiap aka...