Daritadi Myesha hanya berjalan menyusuri tiap koridor dan baru menemukan ruang Kepsek setelah bertanya ke beberapa siswa yang tentu semakin membuatnya bingung karena saking luasnya bangunan ini.
Myesha mengintip jendela ruangan, siapa tahu kepala sekolah sedang tidak ada di dalam. Senyumnya mengembang saat melihat guru dengan kacamata yang bertengger di hidung sedang berkutat dengan penanya.
Ia mengetuk pintu beberapa kali. "Masuk," jawab seseorang dari dalam ruangan.
Menuruti perintah, Myesha membuka pintu tak lupa memberi salam terlebih dahulu.
Wanita itu memicingkan matanya, "Myesha Arabella ya?"
"iya, bu."
"Silahkan duduk, Nak," sambut guru itu langsung terdengar antusias.
Selagi menunggu guru itu memilih beberapa jurnal di lemari, Myesha duduk di sofa, mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan seraya mengangguk pelan.
"Okey, Myesha berhubung kamu murid pindahan otomatis kamu sudah tertinggal pelajaran dari semester satu ya," ucap wanita paruh baya itu, dari name tagnya tertera nama Ratna. C.
Setelah Myesha melirik ke papan nama yang terpajang di atas meja ternyata nama lengkapnya Ratna Chandani, S.Sos., M.si.
"Sayang sekali ya, padahal tinggal setengah tahun lagi lulus."
"Saya juga sebenarnya tidak mau pindah, Bu. Tapi mau bagaimana lagi hehe." Myesha tertawa canggung.
"Iya ibu paham, ya udah tidak apa-apa yang penting kamu bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah ini. Setelah ibu lihat transkrip nilai rapot kamu murid yang berprestasi ya?" tanya bu Ratna seraya mengecek rapot Myesha.
Myesha tersenyum seperti biasanya.
Semenjak Nenek meninggal. Satu bulan Myesha hidup sendiri di Bandung hingga akhirnya Fabiano datang dan mengajaknya untuk tinggal di Jakarta dengan alasan yang tidak jelas.
Terlebih Myesha harus berpisah dari sahabatnya. Gadis yang sudah Myesha anggap sebagai kakak kandungnya sendiri.
"Okey Myesha, kamu saya masukkan ke kelas 12 Mipa 3. Bagaimana kamu mau?" tanya bu Ratna sesekali menaikkan kacamatanya yang sempat menurun.
"Iya bu, nggak papa. Di kelas yang mana saja asalkan saya nyaman."
Bu Ratna mengangguk. "Baik, ayo saya antar ke kelas kamu. Ouh iya, sekalian nanti saya kenalkan dengan murid dari Mipa 1. Dia berprestasi juga sama seperti kamu. Siapa tahu kalian satu frekuensi dalam hal pelajaran."
"Siapa, bu?" tanya Myesha penasaran.
"Nanti kamu juga akan tau," jawab bu Ratna tak luput dari senyum di bibirnya.
"Siapa?" Myesha menggeleng beberapa kali. "Ahh... Siapapun itu, gue harap bukan orang yang gue temuin tadi pagi. Lagian nggak mungkin dia, sih. Dari tampangnya aja nggak ada aura cowok pinter sama sekali," pikir Myesha diam-diam menyunggingkan senyum dalam tundukan kepalanya.
"Ayo, pelajaran pertama akan di mulai 10 menit lagi."
"Sebentar," ucap bu Ratna ketika nada dering telepon berasal dari ponselnya.
"Iya halo, Pak."
"...."
"Beliau sudah datang?"
"...."
"Baik, antarkan ke ruangan saya saja, Pak."
Telepon di tutup.
"Myesha, maaf sekali. Apa kamu bisa ke kelas sendiri? Orang dari dinas pendidikan sudah datang, ibu mau rapat dengan beliau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Myesha (Revisi)
Fiksi Remaja[⚠️HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️] Attantion: Cerita ini aku publish ulang ya guys karena lagi tahap revisi, cmiiw "Kenapa? Takut gue rebut Myesha dari lo?" "Itu niat lo?" Kaivan menggertakkan giginya sementara tangannya mengepal, bersiap aka...