13. Baper

104 44 129
                                        

Setelah pertandingan selesai dan waktu istirahat pun telah berakhir. Penonton kembali ke kelasnya masing-masing tak lupa mereka membuang sampah bekas makannya terlebih dahulu. Semuanya tertib menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman.

Hal itu mereka lakukan karena terpaksa. Demi perintah Kairav Leandro Rafardhan yang sangat anti kotor, jika bukan untuk cari muka di depan Kairav, tentu mereka enggan memunguti sampah yang berserakan. Sesekali Kairav turut bergotong royong membantu yang lain meskipun tubuhnya sudah lelah berderai keringat.

Beberapa siswa ada yang sudah kembali ke kelas tapi ada juga siswa yang nakal mencuri jam belajar hanya untuk memperhatikan pesona Kairav. Saking fokusnya memunguti sampah, Kairav sampai tidak sadar kalau sedang menjadi bahan tontonan para wanita.

Sambil membawa pengki berisi, ia berjalan menuju tempat pembuangan sampah. Saat itulah ia menangkap basah beberapa siswa yang bersembunyi dibalik pohon pucuk merah yang tertata rapih di pinggir lapangan.

"Ngapain di situ? Masuk!" titah Kairav meninggikan nada suaranya. Wibawa Kairav sudah seperti seorang ketua osis.

Aneh... marah atau protes pun tidak. Mereka patuh kembali ke kelas sekalipun ada yang centil masih dapat Kairav tangani dengan sikap cueknya.

"Kurang kerjaan bukannya belajar malah pelukin pohon," gerutu Kairav seraya meletakkan pengki di samping tong sampah.

"Gue tahu gue tampan, tapi jangan dipelototin juga kali," ucapnya dengan kepedean setinggi tiang sutet.

Kairav yang baru saja akan menuju kelas, mendadak mengurungkan niatnya karena teringat sesuatu. Sebelum pertandingan dimulai Kairav sempat bertemu Bu Ratna. Kepala sekolah itu menyuruh Kairav untuk pergi ke ruangannya setelah jam istirahat selesai, hampir saja Kairav melupakan itu.

Masih mengenakan pakaian olahraga, cowok itu sibuk menebar pesona dengan menyisir poni rambut yang menurutnya berantakan serta basah akibat keringat, mengaca melalui jendela kelas. Sontak hal itu menciptakan suasana heboh satu kelas sampai Kairav bingung, takut dan berpikir ada kejadian apa di dalam?

"Mereka kenapa dah? Kesurupan kali ya," gumam Kairav sambil mengelus dada karena kaget ketika melihat reaksi para cewek seperti terserang virus zombi. Sebelum akhirnya, cowok itu tetap cuek dan melanjutkan langkahnya.

"Kairav!" Nampak Kaivan dari ujung koridor membungkuk dengan napas yang tersengal.

"Apaan?"

"Lo mau ke ruangan bu Ratna, 'kan?" tanya Kaivan. Sial, napasnya yang tak karuan sangat mengganggu.

"Iya kenapa? Bentar, lo tau dari siapa?"

Kaivan mengutuk diri sendiri. "Mampus, sekarang gue harus jawab apaan? Yakali gue harus bilang nguping tadi."

"Kan, kan, kan. Kebiasaan suka mendadak bengong, gue nanya. Kesambet baru tau rasa lo."

"Ahh iya, gue tahu dari osis, emangnya bener?" tanya Kaivan berbohong.

Untuk kali ini Kaivan benar-benar akan mempertahankan Myesha di sisinya. Cowok itu sangat khawatir jika Kairav akan merebut semuanya dari Kaivan seperti dahulu. Sejauh ini sudah cukup Kaivan terus mengalah, sekarang adalah gilirannya untuk bersikap egois.

Kairav mengangguk. "Gue juga bingung ada urusan apa sampai gue dipanggil."

Kaivan merangkul pundak Kairav sambil memikirkan alasan yang tepat untuk menggagalkan niat Kairav agar tidak pergi ke ruangan bu Ratna.

"Emm... Mending gue aja yang ke sana, lo pasti capek abis olahraga terus bersihin lapangan. Lagipula muka kita 'kan sama, bu Ratna juga nggak akan tau kalau yang ke sana itu gue."

Myesha (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang