14.38 WIB
Myesha dan Hanum menunggu di halte SMA Antariksa. Jika Hanum jelas, ia sedang menunggu sopir jemputan, tetapi Myesha? Bus yang seperti tadi pagi saja tidak kelihatan lewat, angkutan umum pun selalu penuh. Tidak mungkin kan Myesha jalan kaki.Tin!
Tiba-tiba mobil alphard terparkir di depan mereka. Myesha sampai kaget ketika sopir membukakan pintu. "Mari, Non."
Hanum menarik Myesha yang sedang melongo. "Bareng aku aja, Sha."
"Hah?" Myesha mengerjap beberapa kali. "Ini ... mobil?"
"Mobil papa aku."
"Ah ...." Myesha tertawa miris. "Orang kaya rupanya," gumamnya.
"Eh iya gimana kalau kita ke street food dulu, aku pernah liat di sekitar sini lagi ada Jakarta festival. Kayaknya seru. Ayo kesana, Sha!"
"Tapi gue—"
"Ah ayoo!" paksa Hanum langsung membawa masuk Myesha.
"Gue ...." Myesha bergumam. "Gue ga bawa duit, anjir."
Setibanya di sana. Ada banyak aneka makanan dan minuman khas kota Jakarta. Bahkan ada yang sedang mempersiapkan panggung, sepertinya nanti malam acara itu semakin meriah. Dan jangan lupakan ondel-ondel yang asik menari menghibur para penonton. Hanum tampak bahagia bisa ke tempat itu bersama Myesha.
Sedangkan Myesha hanya bisa pasrah, ditarik kesana kemari, membeli banyak makanan, minuman hingga aksesoris seperti bando dan kacamata animasi.
"Lucu banget," kagum Hanum melihat pantulan keduanya di cermin. "Jadi berapa, mbak?"
"Heh, lo mau beli ini?"
"Iya." Hanum memberikan uang 100 ribu kepada penjualnya.
"Bukannya lo ngajak ke sini cuma buat street food? Liat nih makanan udah banyak banget, gimana ngabisinnya?" Myesha menunjukkan semua kantung belanjaan yang ia bawa.
"Sttt ... udah ga papa ih."
"Tapi kan—"
"Myesha, ada kerak telor. Aku dari kemarin kepengen makan itu, ayo beli!" Hanum langsung berlari.
"Lagi?" Myesha menggeleng, baru kali ini ia melihat orang belanja makanan sebanyak ini.
"Orang kaya mah bebas," gumamnya kemudian menyusul Hanum.
Hampir setengah jam mereka menikmati makanan di tempat yang sudah di siapkan oleh panitia acara sambil menonton tarian tradisional.
"Huaaa ... kenyang!" Hanum bersendawa, lalu bersandar sambil mengusap perut.
"Kenyang?" Myesha tersenyum seraya menopang dagu. "Sukurin. Siapa suruh beli makanan banyak banget."
"But, im happy. Ini pertama kalinya aku quality time with you. Biasanya selalu sama mamah."
"Ah really?" Gadis itu pura-pura terkejut. "Terus ini sisanya mau di kemanain?"
"Gampang, buat nanti malem makan di rumah kamu hehe." Hanum membungkus makanan yang tersisa, memasukkannya ke dalam satu plastik.
Cerobohnya gadis itu meletakkan gelas minuman terlalu ke pinggir kemudian tersenggol dan tumpahlah minuman itu mengenai kaki seseorang.
"What TF! Sepatu baru gue!"
"Ya ampun. Maaf, Pak. Maaf ga sengaja." Saking paniknya Hanum sampai ia mengeringkan sepatu orang itu menggunakan tisu.
"Apa? Pak?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Myesha (Revisi)
Roman pour Adolescents[⚠️HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️] Attantion: Cerita ini aku publish ulang ya guys karena lagi tahap revisi, cmiiw "Kenapa? Takut gue rebut Myesha dari lo?" "Itu niat lo?" Kaivan menggertakkan giginya sementara tangannya mengepal, bersiap aka...