Bahaya jika terlalu lama menatap mata indahmu.
-Myesha-
Hari ini Myesha dan ayahnya pindah ke rumah baru. Memang tidak terlalu besar dari rumah yang sebelumnya. Hanya berupa rumah kecil yang terdiri dari dua kamar di lantai bawah, satu kamar di loteng, ruang tamu, dapur, dan satu toilet. Letaknya bukan di kompleks mewah melainkan di tengah-tengah pemukiman padat.
Tidak masalah walaupun kecil setidaknya rumah itu berfungsi untuk meneduhi mereka dari hujan dan teriknya matahari.
Ini sudah tahun keempat Myesha Arabella tinggal bersama ayahnya. Enam tahun tidak ada kabar, entah apa yang dilakukan ayahnya selama ini sehingga Myesha tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Terlihat sebuah mobil pickup terhenti di sebuah gang kecil tepat di depan rumah baru Myesha. Jalanan itu hanya cukup untuk melewati satu mobil selebihnya menyisakan jalur untuk pejalan kaki.
"Kita sudah sampai Myesha," ucap Fabiano yang langsung melepas seatbelt sekaligus menarik rem tangan.
Pandangan Myesha teralihkan setelah sekian lama dia mengotak-atik layar ponsel lalu memandang rumah yang akan dihuninya melalui jendela mobil sebelah kanan.
"Di sini?" tanya Myesha bernada sinis.
Fabiano meraih Puncak kepala Myesha dan mengelusnya. "Untuk sementara kita tinggal di sini dulu, uang ayah hanya cukup untuk membeli rumah ini. Memang ukurannya lebih kecil dari rumah Nenek tapi setidaknya rumah ini cukup nyaman untuk kita berdua. Nanti kalau ada rezeki, ayah tebus sertifikat---" jelas Fabiano langsung disanggah.
"Kalau bukan karena hutang ayah, kita nggak usah repot-repot pindah ke sini," ketus Myesha langsung menepis tangan Fabiano.
Fabiano menghela napas panjang. "Ayah emang salah, maafin ayah ya?"
"Maaf? Apa kata maaf bisa balikin masa lalu Myesha?" Myesha membuang pandangannya keluar jendela.
Fabiano seperti merasa bersalah atas kesalahannya dulu. Yang menjadi korban bukan hanya orang lain melainkan masa lalu anaknya ikut direnggut.
"Ayah masuk ke dalam dulu. Kamu bantu turunin barang yang ringan saja jangan yang berat-berat ya," titah Fabiano.
Myesha hanya diam.
Dengan langkah yang berat, terpaksa Myesha berjalan dan menaiki bagian belakang mobil pickup lalu mulai menurunkan barang bawaannya ke jalan.
Saat sedang sibuk menurunkan kotak berisi pakaian, salah satu kotak malah terjatuh. Semua isinya jadi berhamburan di aspal.
Myesha berdecak kesal. "Nambah kerjaan aja." Myesha melompat turun dari atas mobil pickup segera memungut pakaiannya.
Ckkkk...
Ketika Myesha memasukkan satu persatu pakaian ke dalam kotak dari salah satu pakaian lama, lipatan kertas terjatuh.
Tanpa pikir panjang Myesha langsung membuka lipatan kertas itu. Betapa terkejutnya ketika ia menemukan kertas yang telah hilang 10 tahun lalu. Hingga warna kertas itu pun sudah berubah tak seputih awalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Myesha (Revisi)
Novela Juvenil[⚠️HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️] Attantion: Cerita ini aku publish ulang ya guys karena lagi tahap revisi, cmiiw "Kenapa? Takut gue rebut Myesha dari lo?" "Itu niat lo?" Kaivan menggertakkan giginya sementara tangannya mengepal, bersiap aka...