Part1-Harapan

4.1K 169 45
                                    

Allah tahu apa yang kita inginkan. Hanya saja, semuanya tidak selalu dikabulkan secara instan.

___

Mentari pagi kembali tersenyum. Hembusan angin yang sejuk, telah menyapa dedaunan.
Hangatnya sinar matahari yang memancar, membuat suasana pagi menjadi lebih indah.

Dilara Shafiatunnisa, gadis cantik berusia 22 tahun itu, tengah bersiap untuk pergi ke kantor.
Pakaian rapih berbalut jas kantor, dan hijab yang membuatnya semakin terlihat anggun. Senyumannya begitu mengisyaratkan, kalau dia siap menjalani hari dengan penuh semangat.

Kakinya melangkah menuruni satu persatu anak tangga. Dia berjalan menuju meja makan, untuk sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat bekerja.

"Makan dulu sayang!" ucap wanita setengah baya, sembari tersenyum ke arah gadis cantik itu

"Iya, Bun." Gadis itu duduk disamping Bundanya

"Oh iya sayang, hari ini jadwal kamu check up kan?"

"Iya Bun, nanti pulang dari kantor aku langsung ke Rumah sakit."

"Mau Bunda antar?"

"Gak usah, Bun. Nanti biar sama Shafa aja,"

"Oh, yaudah kalau begitu."

"Ayah mana, Bun?"

"Ayah udah berangkat ke kantor dari pagi, katanya ada rapat,"

"Oh, yaudah Bun aku berangkat dulu."

"Udah sarapannya?"

"Udah,"

"Yaudah. Hati-hati ya, sayang!"

"Iya, assalamu'alaikum?"

"Wa'alaikumsallam."

...

Mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan Ara. Shafa, gadis cantik dengan lesung dipipinya keluar dari mobil sembari tersenyum ke arah Ara.

"Udah lama nunggu, ya? Maaf ya, tadi aku kesiangan dikit, hhe."

"Enggak, kok. Aku juga baru keluar Rumah,"

"Yaudah, yu berangkat!"

Ara pun mengangguk, dan langsung masuk ke dalam mobil.

...

Kantor PT.Arivin Sejahtera, Kantor terbesar di Jakarta. Semenjak Ilham lulus kuliah, ayahnya memberikan semua tanggung jawab kepada Ilham, sebagai pewaris anak laki-laki satu-satunya.

Ara, dan Shafa langsung memasuki ruangannya. Seberteman apapun mereka, di kantor tetaplah tempat untuk bekerja. Jadi, seprofesional mungkin mereka menjalani tugasnya masing-masing.

"Pagi Ra, Fa!" ucap Salah satu karyawan

"Pagi juga, Tik."

"Kalian kompak banget, kesini selalu bareng," tambah Tika

"Biasa Tik, Ara nih anak manja. Jadi harus aku jaga terus," Shafa tertawa meledek Ara

"Enak aja ya, kamu. Aku juga gak minta kamu untuk repot-repot jemput aku, kamu nya aja yang gak mau jauh-jauh dari aku, wle." Ara membalas ledekan Shafa sembari menjulurkan lidahnya

"Gak mau ngaku, wuuuu!" Ledek Shafa

"Ada apa ini? Bukannya kerja, malah ribut gak jelas," potong Dewi, salah satu karyawan yang berambut sebahu, sekaligus senior di Kantor ini

"Maaf kak, tadi kita cuma becanda. Ini juga mau kerja," balas Ara dengan tenangnya

"Kamu, anak baru masuk kemarin. Hobinya bikin rusuh mulu, mentang-mentang selalu dibela sama Pak Ilham," ujar Dewi dengan tersenyum ketus

Ikhlasku Merelakanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang