Part11-Rapuh

987 57 0
                                    

Salah satu bentuk mencintai yang paling aku benci adalah, ketika diharuskan untuk merelakanmu bahagia dengan pilihanmu.

__

Shafa, dan Andre telah sampai di Rumah sakit Melati Bunda. Andre membopong Ara, hingga kedalam rumah sakit.

Shafa bergegas memanggil suster, "Sus! Sus! Tolong teman saya!"

Suster tersebut segera mengambil berankar, dan menyuruh Andre untuk menidurkan Ara di berankar.
Ara pun dibawa ke ruangan UGD, Shafa yang tidak bisa ikut masuk menunggu diluar ruangan bersama Andre.

"Ibu, sama Bapak, mohon tunggu diluar. Saya akan panggilkan dokter dulu, untuk memeriksa pasien." Ujar suster tersebut

...

Acara lamaran telah selesai, Ilham begitu lega karena semua perasaannya sudah dia ungkapkan. Dan Ilham merasa bahagia, karena lamarannya diterima dengan baik oleh Nessy.

"Makasih ya, Ness. Udah mau menerima lamaran saya,"

"Aku yang harusnya makasih, karena ternyata masih ada pria dengan keberaniannya mengungkapkan keseriusan dihadapan banyak orang,"

"Itu karena satu bukti, kalau saya memang serius dengan kamu,"

"Aku bahagia untuk hari ini, terimakasih."

Nessy tak sengaja melihat sekumpulan karyawan di Parkiran, "Itu ada apa, ya?" ujar Nessy

"Coba kita lihat kesana." Ajak Ilham

Mereka pun menghampiri salah satu karyawan, dan mempertanyakan ada hal apa yang membuat mereka berkumpul diparkiran.

"Sara! Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul disini?"

"Maaf pak, tadi Bu Ara ditemukan pingsan didalam toilet. Dan sekarang udah dibawa ke rumah sakit, sama bu Shafa, dan satu pria." Balas salah satu karyawan

"Pingsan? Memangnya Ara kenapa? Terus sekarang dibawa ke rumah sakit mana?" Nessy yang mendengar kondisi Ara, awalnya tidak percaya karena saat dia bertemu, Ara masih baik-baik saja

"Saya kurang tahu, Bu. Tapi tadi saya gak sengaja dengar, katanya Bu Ara dibawa ke Rumah Sakit Melati bunda." Balas Sara

"Aku harus ke Rumah Sakit, Ham. Aku takut Ara kenapa-napa,"

"Iya, biar saya yang antar. Saya juga ingin tahu keadaan Ara."

Ilham, dan Nessy bergegas menuju ke Rumah Sakit Melati Bunda. Sesampainya di Rumah Sakit, Ilham melihat Shafa, dan Andre yang tangah duduk diruang tunggu.

"Ternyata pria yang mengantar Ara tadi, Andre." Gumam Ilham dalam hatinya

Nessy yang melihat Shafa terus menangis, mencoba mempertanyakan apa yang terjadi pada Ara.

"Fa! Ara kenapa? Kenapa Ara bisa pingsan didalam toilet?" tanya Nessy

Shafa hanya menatap Nessy sinis, ada amarah yang ingin Shafa keluarkan tapi dia tahan, "Ara gak papa, mungkin Ara hanya kecapean." Jawab Shafa dengan tenangnya

Dokter Ardian pun keluar dari ruangan UGD, usai memeriksa Ara raut wajah Dokter Ardian begitu berbeda, seakan mengisyaratkan kondisi Ara tidak baik.

"Dok, gimana keadaan Ara?" sekuat mungkin Shafa mencoba menguatkan dirinya yang sudah mulai merasa lemas, karena terus memikirkan kondisi sahabatnya

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Ara? Bukankah kemarin-kemarin kondisi Ara sudah membaik? Kenapa sekarang, seakan dengan tiba-tiba kondisinya memburuk," jelas Dokter Ardian

"Maksud Dokter Apa?" lirih Shafa

"Kondisi jantung Ara semakin memburuk, detak jantungnya tak beratur, yang juga mengakibatkan nyeri pada dada. Bahkan Ara bisa saja mengalami lebih dari ini, kalau kondisinya terus seperti ini." Shafa hanya menggeleng dan menangis mendengar penuturan Dokter Ardian

Ikhlasku Merelakanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang