Kamu baik-baik aja, kan? Aku Rindu;))
___
Sepulang Ilham dari Kantor, Ilham bergegas masuk ke ruangan kerjanya. Ilham mencari kado pemberian Ara dulu, yang pernah dia simpan didalam laci.
"Untung kadonya gak ilang." Ujar Ilham saat mendapati kado itu didalam laci
"Saya bawa ke kamar dulu, bukanya nanti bareng sama yang lain." Tambah Ilham
Ilham pun berjalan keluar, dan langsung masuk kedalam kamarnya. Dia duduk dikasur, dan menyimpan kadonya dideretan kado lainnya.
"Saya mandi dulu aja, gerah banget." Ilham berjalan mendekati lemari, dan memilih baju yang akan dia pakai
"Baju yang ini aja, kayaknya udah lama gak dipak--" Saat Ilham akan mengambil baju dipaling atas, Ilham melihat sebuah kotak didekat deretan baju
"Ini kotak apaan, ya? Kok saya lupa, padahal tiap hari buka lemari buat ambil baju."
Ilham mengambil kotak itu, dan duduk kembali diatas kasur, "Sedikit berdebu lagi."
Ilham langsung membuka kotak itu, dan melihat beberapa isi didalamnya. Foto-foto masa kecilnya dengan Dilla, dan juga foto bareng orang tua Dilla, lumayan banyak didalam kotak itu.
Dengan satu gelang berbentuk Bintang, yang tersimpan disebelah foto, "Ya Allah, inikan kotak isi masa lalu saya dengan Dilla. Dan juga gelang yang pernah saya beli agar bisa samaan dengan Dilla, hanya beda dibentuknya aja." Lirih Ilham, dia mengambil gelang itu dan melihatnya kembali
"Maafkan saya, Dill. Saya gagal untuk menemukanmu, tapi saya juga bingung harus bagaimana lagi, Arrgghh." Ilham mengacak rambutnya kesal
...
"Assalamualaikum?" Liza baru saja sampai di Rumahnya, dia membawa beberapa bingkisan ditangannya untuk diberikan pada Ara
"Ara harusnya udah pulang kerja, tapi kok kaya sepi rumah." Liza menyimpan bawaannya diatas meja makan
"Nyonya! Udah pulang!" Bi Inah langsung menemui Liza, saat mendengar klakson mobil diluar tadi
"Iya, Bi. Ara udah pulang, kan?"
"Udah kok, nyonya. Tadi Bibi udah suruh makan, cuma katanya non Ara masih kenyang, dan mau nunggu nyonya, sama Tuan aja," jelas Bi Inah
"Terus Aranya mana?"
"Tadi sih langsung ke kamar,"
"Yaudah. Kalau gitu, Bibi tolong beresin bawaanku ini, aku mau ke kamar Ara dulu,"
"Baik nyonya."
Liza pun pergi meninggalkan Bi Inah, dan langsung naik ke atas untuk menemui Ara.
Liza mengetuk pintu kamar Ara, tapi tak ada sautan sama sekali dari dalam.Liza pun masuk kedalam kamar Ara, dan benar saja, Ara tidak ada didalam kamarnya, "Ara gak ada di Kamar, terus kemana dia?"
Liza turun kembali kebawah, dan menanyakannya lagi ke Bi Inah, "Bi, Bi Inah!" panggil Liza
"Iya nyonya, ada apa?"
"Ara gak ada di Kamarnya,"
"Masa sih, nyonya? Tapi Non Ara emang tadi langsung ke kamarnya, kok."
Liza berpikir sejenak, "Yaudah, Bi Inah boleh kembali bekerja!"
"Baik, Nyonya."
Setelah kepergian Bi Inah, Liza langsung berjalan keluar, dia ingin mencoba mencari Ara ke ruangan milik Ara, yang ada diluar.
Liza mengurungkan niatnya, saat dia akan membuka pintu, "Oh iya, aku kan gak boleh masuk."
Liza berpikir sejenak, kemudian mencari kunci ruangannya dibawah pot, "Kuncinya gak ada, berarti Ara emang ada didalam. Yaudah, aku gak mau mengganggu dia, mungkin Ara sedang kangen sama Arif." Liza pun berlalu, dan kembali kedalam Rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlasku Merelakanmu (END)
EspiritualKamu tidak perlu khawatirkan Do'aku. Karena saat aku tahu bahagiamu adalah dia, semuanya sudah menjadi kerelaan yang sudah aku ikhlaskan🥀 _ Bagaimana rasanya jika kita terus terfokus pada satu nama, yang selalu menjadi aamiin paling serius disetiap...