Part35-Alur yang rumit

656 38 0
                                    

Dengan, ataupun tidak denganmu, aku harus tetap bahagia;)

___

Andre yang awalnya sudah sampai di Restoran Flavio, akhirnya kembali putar balik saat mendapatkan kabar kalau Meeting dipindah tempatkan.

Sejurus kemudian, Andre sampai di Rainbow Cafe. Dia bergegas masuk dan menemui klien, dari Perusahaan PT.Ara Permata.

"Om Ammar!" Ujar Andre, saat dia mendapati ternyata klien kerjanya adalah ayah Ara

"Andre! Jadi Perusahaan Pt.Wijaya Gemilang itu punya kamu?"

Andre pun duduk disebelah Ammar, "Milik Papah lebih tepatnya, tapi aku yang kelola,"

"Wah gak nyangka om bisa kerja sama dengan perusahaan kamu,"

"Aku yang gak nyangka, ternyata PT.Ara Permata itu Perusahaan Om Ammar,"

"Iya. Harusnya sudah punya Ara, cuma karena kesehatannya yang gak memungkinkan, jadi apa boleh buat,"

"Iya juga ya, Om. Aku baru ngeuh kalau nama Perusahaan Om ternyata, nama Ara,"

"Itu sudah jauh sebelum Ara lahir, karena nama itu emang udah disiapin buat anak pertama Om. Yang awalnya Perusahaan dibangun biar Ara yang terusin, dan Om mau pensiun. Tapi Qodarullah, Allah punya rencana lain ternyata,"

"Tapi kenapa Ara gak kerja di Perusahaan Om?"

"Soal itu, kalau kamu sudah kenal Ara lebih lama, pasti kamu paham. Ara itu anaknya mandiri banget, dia gak mau kerja di Perusahaan Om, karena dia gak mau nantinya di istimewakan karena tahu Ara anak dari pemilik perusahaannya. Dia juga mau cari uang hasil dari kerja kerasnya sendiri, tanpa bantuan orang tua. Jadi kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung, dan tetap memperhatikan kesehatannya." Ujar Ammar menjelaskan

"Masyaallah, Ara ternyata anak hebat ya."

"Alhamdulillah. Yaudah kita mulai aja meetingnya,"

"Iya om, sampe lupa."

...

Satu jam berlalu, Ara, dan Ilham sudah sampai diakhir meetingnya, "Terimakasih, sudah mempercayakan proyek ini pada saya. Semoga semuanya bisa berjalan sesuai harapan kita," ujar Ilham, sembari menjabat tangan kliennya

"Sama-sama. Saya juga senang, bekerja sama dengan Bapak." Balas Kevin

"Oh iya Pak Kevin, untuk Proyek yang di Bandung, saya serahkan semuanya pada staf saya, Arya. Bapak gak usah khawatir, karena dia juga cukup baik dalam melakukan pekerjaannya,"

"Tidak papa, pak. Saya mengerti, bapak juga pasti sibuk dengan tugas yang lain. Kalau begitu saya pulang dulu pak,"

"Baik, pak. Sekali lagi terimakasih."

Setelah kepergian Kliennya, Ilham membereskan semua berkasnya, dengan dibantu oleh Ara, "Biar saya aja, pak." Ujar Ara

"Gak papa, saya bantu."

Krucukk, Krucukk!
Saat Ilham tengah membereskan berkasnya, tiba-tiba perutnya bunyi.

Ara yang menyadari suara itu dari perut Ilham, mencoba menahan senyumnya, "Pak Ilham lapar, ya?"

Ilham tersenyum malu, dan memegangi perutnya, "Hehe, iya nih. Dari pagi belum sarapan,"

"Kenapa? Bapak lagi diet? Kan meeting juga siang, masa bapak gak sarapan dulu,"

Ilham merapikan berkasnya, dan memasukannya kedalam tas kerjanya, "Enggak, saya gak lagi diet. Tadi pagi, saya ketiduran habis shalat subuh, itu juga mamah yang bangunin. Pas liat jam udah siang, mana ada meeting lagi jadi gak keburu sarapan," ujar Ilham menjelaskan

Ikhlasku Merelakanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang