Part39-Akhir dari sebuah Penantian

780 36 0
                                    

Untuk semua proses penantian panjang, semoga kepastian akan berujung datang.

___

Tidak mudah melewati hari dengan banyaknya rasa kecewa, rasa lelah, dan hanya sedikit kebahagiaan yang didapatkan.
Hari kemarin, adalah pelajaran. Dan hari ini, biarlah menjadi hari yang indah untuk kembali dilewati.

Dengan penuh semangat, Ilham kembali masuk Kantor dengan senyum diwajahnya.
Kabar baik semalam, membuat Ilham percaya, kalau acara pernikahannya akan berjalan dengan lancar.

Ilham tidak sengaja melihat Ara yang sedang berdiri sendirian di parkiran. Ilham pun menghampiri Ara, yang sedang sibuk memainkan Handphonenya itu.

"Ara! Ngapain diam sendiri di Parkiran?" tanya Ilham

"Pak Ilham. Aku lagi nunggu Shafa, Pak. Tadi Shafa lagi ngisi bensin dulu di Pom bensin sana," balas Ara seraya tersenyum

"Oh gitu, ya. Yaudah, nanti kalau Shafa udah kembali, kalian langsung masuk aja. Soalnya ada kerjaan yang akan saya kasih pada kalian,"

"Baik, Pak."

"Oh iya Ra, soal kemarin saya minta maaf. Gara-gara dengerin curhatan saya, kamu jadi bolos kerja,"

"Gak papa, pak. Kan itu juga perintah dari bapak, lagian aku juga senang kok kalau bapak mau terbuka sama aku,"

"Mmm, jangan bilang-bilang sama Nessy ya, kalau aku curhat soal Dilla sama kamu. Saya takut Nessy salah paham lagi soalnya,"

"Baik, pak. Insyaallah aku akan jaga rahasia ini,"

"Yaudah, saya duluan ya!"

Ara hanya mengangguk, seraya tersenyum. Bola matanya, terus memandangi Ilham yang semakin jauh dari pandangannya.

"Rasanya sulit untuk memilih pilihan saja, padahal ini adalah hal yang cukup mudah. Penantianku selama ini, apa harus berakhir seperti ini?" Lirih Ara

...

Nessy akan mengunjungi Ilham ke Kantor, untuk membahas tentang pertemuannya dengan Bima.

Sebelum berangkat, Nessy meminta izin dulu pada Tiara, "Mah, Nessy izin keluar sebentar, ya!"

"Mau kemana, Ness?"

"Nessy mau nemui Ilham, mau membahas tentang papah,"

"Kamu udah punya keputusan?"

"Udah, mah. Nessy memutuskan untuk langsung mempertemukan Ilham, sama papah saja,"

"Terus yang katanya papah kamu pengen ngabisin waktu lagi sama kamu, gimana?"

"Kayaknya enggak, mah. Nessy belum siap kalau harus ngabisin waktu lagi sama papah,"

"Yaudah, kalau itu memang keputusan kamu, mamah ikut aja,"

"Kalau gitu, Nessy pergi dulu ya mah!"

"Iya. Hati-hati ya, sayang."

Nessy pun langsung berangkat menuju Kantor Ilham, tanpa mengabari Ilham terlebih dahulu. Nessy tidak lupa membawa bekal untuk diberikan pada Ilham, agar bisa makan siang dengan masakan buatan dia sendiri.

Sejurus kemudian, Nessy sampai di Kantor Ilham. Dia memarkirkan mobilnya, dan bergegas masuk menemui Ilham.
Disepanjang jalan menuju ruangan Ilham, banyak karyawan maupun staf yang menyapa Nessy dengan ramah.

Ikhlasku Merelakanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang