Part21-Ikhtiar

677 39 0
                                    

Ikhtiar saja dulu! Berhasil atau tidak, biar Allah yang menentukan. Tugas kita, hanya ikhlas memperjuangkan. Dan jangan lupa, bahwa Allah maha adil dalam memutuskan.

____

Setelah selesai acara tiup lilin, potong kue, dan Do'a bersama, semua yang hadir dipersilahkan untuk menjamu hidangan yang sudah disediakan.

Ara, Shafa, dan Andre lebih memilih pergi ke kantin untuk sekedar menenangkan keadaan dulu. Andre, dan Shafa hanya menatap sendu pada Ara yang hanya terdiam, sembari memainkan kado kecil yang harusnya diberikan pada Ilham.

"Mmm Ra, kamu gak lapar?" tanya Andre memecah keheningan. Ara hanya menggeleng tanpa menjawab

"Ra, kamu gak bisa kaya gini terus dong. Kalau emang kamu mau semuanya selesai, kamu cerita aja sama pak Ilham, dan temui Bu Rahma. Aku sedih Ra, liat kamu murung terus kaya gini," ujar Shafa

"Gak papa, Fa. Aku baik-baik aja, kok." Balas Ara

"Shafa benar Fa, lebih baik kamu jujur aja! Kamu mungkin perlu sedikit ikhtiar, agar semuanya selesai," tambah Andre

"Aku sudah memulai semuanya dengan perjuangan, dan hasilnya sudah aku serahkan sama Allah. Apapun hasilnya nanti, aku sudah menyandingkan semuanya dengan keikhlasan. Aku bukan tidak mau jujur soal ini, aku hanya tidak mau nanti semuanya malah fokus sama masalah aku, dan pak Ilham. Biarkan Nessy, dan pak Ilham mencapai niatnya dulu untuk halal, biarkan mereka menyempurnakan kebahagiaannya." Jelas Ara. Ara terdiam sebentar, lalu mengeluarkan lembar foto dirinya masa kecil bareng Ilham, Rahma, dan Faqih

"Meski aku tahu, ada rindu yang begitu dalam yang ingin aku luapkan, saat aku bertemu tante Rahma tadi. Tapi sebisa mungkin, aku belajar ikhlas agar semuanya baik-baik saja." Tambah Ara

"Apapun alasan kamu, mungkin emang itu yang terbaik untuk kamu. Maaf ya, kalau aku terlalu ikut campur sama masalah kamu," ujar Andre yang merasa tidak enak

"Gak papa, aku malah berterimakasih karena pak Andre udah peduli sama aku," balas Ara seraya tersenyum tipis

"Kheemmm." Shafa yang merasa dikacangin akhirnya mendahem, membuat Andre, dan Ara sedikit kaget

"Apasih kamu, Fa." Lirih Ara salting

"Ya habisnya, disini ada 3 orang, tapi kalian asik berdua. Aku berasa dikacangin," ujar Shafa kesal

"Iya maaf-maaf," balas Ara terkekeh

"Oh iya, Ra. Itu foto kamu sama Ilham, tante Rahma, dan om Faqih, ya?" tanya Andre

"Iya. Aku dulu sengaja selalu membawa ini, iseng aja kalau rindu tinggal ambil dari dalam tas. Tapi ternyata orang yang aku cari udah aku temukan sejak dulu, mau disimpen lagi di Rumah tapi lupa, jadi kebawa terus dalam tas." Jelas Ara

...

Nessy masih sibuk ngobrol dengan Ilham, dan Rahma, membahas pernikahan Ilham dan Nessy.

"Oh iya sayang, jadinya kapan kalian mau nikah?" Tanya Rahma pada Ilham

"Kita udah bahas ini sebelumnya mah, dan insyaallah secepatnya. Biar gak ada fitnah kalau ditunda terlalu lama," balas Ilham

"Alhamdulillah, mamah seneng dengarnya. Semoga semuanya diperlancar ya, Do'a mamah selalu menyertai kalian," ujar Rahma seraya mengelus pundak Ilham

"Ilham bersyukur bisa dipertemukan dengan Nessy, dan Ilham gak mau menyia-nyiakan kesempatan terbaik ini. Kalau Allah udah meridhai, insyaallah semuanya akan dipermudah," Ilham tersenyum menatap Nessy

"Kamu bisa aja sih, Ham. Justru aku yang bersyukur bisa ketemu sama anak tante, padahal awalnya aku cuma iseng ikut Ara, dan Shafa kesini, eh pas pertemuan pertama tuh di lift kalau gak salah," jelas Nessy seraya tertawa kecil

Ikhlasku Merelakanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang