Part28-Luka yang sama

817 39 0
                                    

Aku sudah cukup dengan rasa sakit itu, biarkan aku bahagia dengan hidupku yang baru.

___

Nessy memasuki kamarnya sambil menangis, dia melemparkan tasnya ke kesur. Dengan nafas menggebu, dia mengambil boneka yang sudah dia simpan di Rak buku.

"Kalau aku tahu ini dari Arsyad, gak akan aku simpan ditempat yang indah." Geram Nessy. Dia meremas bonekanya, kemudian melemparkannya

"Aku benci sama kamu." Teriak Nessy

Nessy terduduk lemas ditepi kasur, dia menangis sambil memeluk lututnya. Bukan tanpa alasan kenapa dia bersikap seperti itu, karena sudah jelas ada luka yang cukup menyakitkan yang Nessy rasakan.

Pintu terbuka, Tiara yang mendengar teriakan Nessy langsung bergegas memasuki kamar putrinya itu. Melihat boneka yang dia tahu pemberian dari Ilham tergeletak didekat lantai, dan Nessy yang terus menangis ditepi kasur.

"Ya Allah sayang, kamu kenapa?"

"Hiks." Nessy terus menangis, dan tidak menjawab pertanyaan dari ibunya

"Itu bukannya boneka pemberian Ilham? Kenapa tergeletak dilantai? Kamu ada masalah sama Ilham?" Saat Tiara akan mengambil boneka itu, Nessy langsung melarangnya

"Jangan, mah! Biarkan boneka itu disitu, dan bila perlu buang secepatnya,"

"Cerita sama mamah, kamu kenapa?"

Nessy menatap ibunya yang terlihat begitu panik, "Itu bukan dari Ilham mah, tapi dari Arsyad,"

"Apa? Maksud kamu, Arsyad mantan kamu?"

"Iya, mah."

"Bagaimana bisa, bukannya Arsyad sudah menikah?"

"Aku gak tahu, mah. Tiba-tiba tadi Nessy ketemu dia di Cafe. Dan ternyata semua paket itu bukan dari Ilham, tapi dari Arsyad,"

"Kamu yang sabar ya, sayang. Anggap aja ini hanya kebetulan saja," Tiara memeluk putrinya yang masih menangis

"Mungkin memang ini karma untuk aku mah, karena dulu papah selingkuhin mamah, dan sekarang aku diselingkuhin sama Arsyad."

Tiara melepaskan pelukannya, dengan mata yang sendu, Tiara menghapus air mata putrinya itu, "Kamu jangan ngomong kaya gitu sayang! Ini gak ada hubungannya sama papah kamu, ataupun masa lalu mamah, sama papah. Sekarangkan, kamu udah ketemu sama Ilham, yang mencintai kamu dengan tulus."

"Mamah gak tahu aja, Ilham juga punya masa lalu dengan satu wanita. Yang entah bagaimana jadinya nanti, kalau wanita itu datang kembali ke kehidupan Ilham. Tapi aku harus terus meyakini, kalau hal buruk yang aku pikirkan tidak akan pernah terjadi lagi." Batin Nessy

"Aku sudah cukup terluka melihat papah selingkuh dibelakang mamah, bahkan papah sampai tega ninggalin aku sama mamah, hanya demi wanita pelakor itu. Mamah yang selama ini berjuang sendiri untuk kehidupan aku, dan mamah yang gak pernah mengeluh untuk membesarkan aku. Tapi ternyata, saat aku bertemu dengan sosok lelaki yang aku yakini dia adalah pengobat, malah ninggalin aku juga demi wanita lain. Makasih ya mah, udah selalu ada untuk Nessy, udah mau menjadi ibu sekaligus ayah untuk Nessy." Ujar Nessy. Air matanya, mengalir menatap sendu mata ibunya

Tiara mencoba menahan tangisnya, dan menghapus lagi air mata putrinya itu, "Iya sayang, kamu jangan khawatir, kamu gak sendirian, ada mamah disini. Kamu jangan merasa kalau masa lalu mamah, akan terjadi padamu. Enggak sayang, gak akan pernah! Hidup kamu akan jauh lebih bahagia bersama sosok laki-laki yang telah Allah takdirkan untuk kamu."

"Aku sayang mamah." Nessy memeluk erat Tiara, dia melepaskan semua tangisannya dipelukan ibunya yang baginya hanya Tiara tempat dia berlindung

...

Ilham memasuki rumahnya dengan sedikit lesu, "Assalamualaikum?" lirihnya pelan

"Waalaikumsalam, kamu kenapa Ham?" tanya Rahma saat melihat Ilham pulang dengan wajah yang terlihat murung

"Nessy gak ada di Rumahnya mah,"

"Ya, mungkin lagi main keluar,"

"Kata tante Tiara, Nessy keluar dan gak tahu kemana. Malah tante Tiara nyangkanya Nessy keluar sama aku, padahal enggak. Gimana kalau Nessy emang lagi kesel sama aku, terus Nessy nyari tempat buat nenangin pikirannya dan Ness--"

"Sayang! Ilham! Kamu gak boleh berpikiran sejauh itu. Bisa jadi Nessy emang lagi keluar main sebentar, dan gak sempat buka Handphone jadi gak tahu kalau kamu hubungi dia,"

"Iya mah, mungkin Ilham yang terlalu khawatir. Nanti Ilham coba hubungi Nessy lagi, Ilham ke kamar dulu ya Mah,"

"Iya, sayang."

Ilhampun berjalan memasuki kamarnya, dia mengambil Handphonenya dari saku, "Belum ada kabar juga dari Nessy." Lirihnya

"Mandi dulu aja, nanti aku coba hubungi Nessy lagi." Ilham menyimpan Handphonenya di Nakas, dan bergegas masuk ke kamar mandi

...

Sepulang dari Rumah Ara, Andre langsung pulang dan tak hentinya senyum-senyum sendiri dikamarnya.
Dari sekian banyak hal yang sudah dilalui, Andre merasa kini dia sudah berada dititik dimana semuanya akan tergenggam.

Dari sulitnya mengenal sosok Ara, kini seakan hati Ara sudah luluh, dan mau menghargai keadaan dirinya. Meski Andre tahu, masih ada sosok Ilham dipikiran Ara.

"Aku akan mencoba memahami setiap langkah yang kamu pijak, agar aku bisa terus ada diantara luka, dan bahagiamu." Lirih Andre

"Biarkan rembulan itu tetap ada, meski kini aku masih menjadi bumi. Diberi jarak, dan selalu berharap kelak akan disatukan dalam takdir yang indah." Tambah Andre

Andre mengingat kembali kado yang Ara berikan untuk Ilham, "Eh iya, dulukan Ara sempat bikin kado buat Ilham, dan isinya gelang masa lalunya. Kado itu, sempat Nessy ambil, dan katanya mau diberikan kepada Ilham. Aku coba ajak ketemu Ilham, dan tanyain soal kado itu."

"Huaaayy, aku ngantuk banget." Andre menguap, dan kemudian menidurkan badannya ke kasur

...

Ara tengah makan malam bersama Liza, dan Ammar. Liza mencoba menanyakan hubungan kedekatan putrinya, dengan Andre.

"Mmm, sayang! Bunda lihat, kamu makin deket aja sama Andre," ujar Liza

Tiba-tiba Ara memberhentikan makannya, dan memandang bundanya yang tengah tersenyum itu, "Bunda apa-apan sih, kok malah ngebahas pak Andre."

"Tapi bener kata Bunda, ayah aja yang lihat seneng. Kayaknya Andre emang lagi deketin kamu, cuma kamunya aja yang gak peka." Tambah Ammar terkekeh

"Ihh ayah, tahu-tahu aja masalah peka dan enggak. Kan pak Andre itu rekan bisnis pak Ilham, ya aku sebagai asistennya harus ikut pekerjaan itu,"

"Enggak, dari mata Andre terlihat jelas kalau Andre emang punya perasaan lebih. Lagian sayang, kamukan udah cukup umur, dan bunda kira kamu emang perlu pendamping kaya Andre. Jujur, bunda seneng lihat kedekatan kamu sama Andre, bunda sedih kalau harus liat kamu terus mengingat Ar--"

"Iya bunda, Ara paham. Ara juga lagi belajar untuk menerima semuanya, dan menghargai siapa saja yang ingin datang. Ara makasih banget sama Ayah, dan Bunda, udah selalu ada buat Ara dan mau menemani Ara bagaimanapun keadaan Ara." Potong Ara. Ara tersenyum, dan menatap manik mata kedua orang tuanya itu

"Itu sudah jadi kewajiban Ayah, sama bunda, buat selalu jagain dan melindungi anak gadis kesayangan kita. Kamu itu, satu-satunya hadiah terindah dikehidupan kita. Jadi, tetap semangat ya sayang!" Tambah Ammar

"Pasti, yah. Sekarang Ara akan lebih semangat untuk menjalani semuanya, Ara gak mau membuat kalian kecewa. Karena Ara sayang sama Ayah, dan Bunda,"

"Yaudah. Romantis-romantisannya nanti lagi, sekarang kita makan dulu! Habis itu, kita lanjutin ngobrolnnya,"

"Haha, iya-iya. Ayah sampai lupa, kalau kita lagi makan."

Merekapun melanjutkan makannya, dengan lahap.

____________________

Ig : Riyanti_hj

Ikhlasku Merelakanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang