Part18-Kenyataan yang pahit

1K 53 6
                                    

Apalagi yang harus dipertahankan? Ketika semua harapan, sudah tidak bisa lagi diperjuangkan. -DilaraShafiyatunnisa_

___

Diperjalanan, Andre sengaja membeli makan siang untuk diberikan kepada Ara. Andre sempat ke rumah Ara, tapi Ara sudah kembali masuk kerja. Pada akhirnya, Andre memutuskan untuk menemui Ara ke kantor Ilham.

Sampai di Kantor Ilham, Andre melihat Ara, dan Shafa berjalan menuju Kantin. Andre mengikuti mereka sampai tepat di meja makan.

"Hai Ra, Fa!"

"Pak Andre?" ujar Shafa

"Kok Bapak ada disini? Kalau mau ketemu pak Ilham, kayaknya ada di ruangannya," tambah Ara

"Enggak, kok. Aku kesini bukan mau ketemu sama Ilham, tapi mau ketemu kamu," balas Andre seraya tersenyum ke arah Ara

Shafa yang mulai paham maksud Andre, berpura-pura sakit perut, "Aduh, Ra. Perut aku mendadak sakit, aku ke toilet dulu ya," ujar Shafa sambil memegangi perutnya

"Tapi, Fa--"

"Dadah." Shafa pun berlari meninggalkan Ara bersama Andre

"Maafin teman aku, pak. Dia emang kaya gitu, suka malu-maluin," Ara tersenyum tipis, membuat Andre menggeleng pelan

"Gak papa, kok." Balas Andre

"Duduk, pak!"

"Iya, terimakasih." Andre pun duduk di kursi sebelah Ara

"Ada perlu apa ya, pak? Sampe nyari aku kesini?" tanya Ara

"Tadinya aku mau jenguk kamu aja, cuma pas aku ke rumah kamu, kamunya gak ada. Emang kamu udah sembuh, kok udah masuk kerja?"

"Alhamdulillah, aku udah sembuh. Dan makasih, bapak udah mau peduli sama aku,"

"Sudah seharusnya,"

"Maksud bapak, gimana?"

"Itu, apa. Ini aku bawain makan siang buat kamu," Andre memberikan kantong berisi makanan yang dia bawa kepada Ara

"Tapi aku baru mau pesan makanan,"

"Nanti aja, kamu makan yang dari aku aja,"

"Yaudah, kalau begitu kita makan bareng."

Mereka pun makan bersama, tanpa adanya Shafa. Niatnya memang ingin menunggu Shafa, tapi Shafa tak kunjung datang. Ara mulai paham maksud Shafa, dia mungkin berpura-pura sakit perut agar bisa memberikan waktu pada pak Andre, berdua dengan Ara.

Selesai makan, Andre berniat menanyakan hal yang pernah ia tunda beberapa hari. Tentang hal selembar foto, yang pernah dia temukan di toilet.

"Kamu selain cantik dan baik, ternyata kamu tidak ja'im makan depan lelaki,"

"Kitakan udah biasa kalau lagi meeting suka makan bareng,"

"Iya, sih. Tapi kamu juga wanita yang kuat, kamu bisa menyembunyikan rasa sakitmu dihadapan banyak orang,"

Ara terdiam, kemudian tersenyum," Jangan terlalu mengagumiku, nanti kalau Allah buka 1 aibku, kamu akan menyesal."

"Setiap manusia, punya kekurangan dan kelebihannya. Jikapun iya nanti Allah buka 1 aibmu, itu urusanmu dan masalalumu. Aku hanya melihatmu saat ini, dan untuk masa depan, dengan banyaknya perjuanganmu menjadi lebih baik, aku yakin itu." Ujar Andre seraya tersenyum

"Aku tidak paham, apa yang pak Andre lihat dariku. Pak Andre berwibawa, dan juga pemilik perusahaan ternama. Apa yang pak Andre tidak bisa lakukan, untuk mendapatkan wanita yang lebih baik dariku?"

Ikhlasku Merelakanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang