Sungguh, rasa sesak itu masih ada. Meski berulang kali mulut berkata, sudah Ikhlas.
___
Gemerlap cahaya bintang, menemani sepinya malam. Ilham yang masih terbangun, hanya berdiam diri di balkon sembari menatap cahaya bintang di langit.
Jam sudah menunjukkan pukul 00:30, tepat dihari ini, usia Ilham bertambah satu tahun.
24 tahun, selama itu juga penyesalannya masih dia rasakan, karena belum bisa menemukan keberadaan sahabat kecilnya."Dari ribuan bintang yang bersinar di langit, dimana bintang yang selama ini aku cari? Cahaya yang selalu aku nantikan kehadirannya, untuk sekedar menyampaikan rindu yang selama ini aku simpan." Lirih Ilham seraya menatap gemerlap cahaya bintang
"Dill, bukan aku tidak berusaha untuk mencarimu lagi, tapi aku sudah kehabisan cara untuk menemukanmu. Dari waktu hingga hari yang aku habiskan selama ini, tidak sama sekali aku menemukan tanda dimana keberadaanmu."
"Aku ingin menyampaikan kabar bahagia padamu, kalau kini aku sudah menemukan pasangan yang insyaallah dia baik seperti kamu. Sebentar lagi, aku akan mengukir kebahagiaan dengan ikatan pernikahan. Do'akan aku ya, Dill! Semoga semuanya berjalan dengan lancar. Oh iya, wanita itu bernama Nessy Nursyifa, dia cantik dan baik. Aku menemukan cinta itu, sejak pertama aku melihatnya. Allah memang perancang skenario terbaik, ya. Sampai bertemu dikebahagiaan selanjutnya, Dill."
Ilham berjalan menuju ruang kerjanya. Sudah tengah malam pun, mata Ilham belum merasakan ngantuk sama sekali. Ilham pun menyibukkan dirinya dengan membaca kembali semua dokumen-dokumen yang ada.
Saat Ilham hendak mengambil Pena didalam laci, dia tidak sengaja menemukan lembaran kertas yang terselip dibawah dokumen.
"Kertas apa ini? Seingatku, tidak ada kertas ini kemarin." Ilham mengambil lembar kertas itu, dan membaca isinya
Untuk kamu, calon suamiku hihi (Lucu ya, tapi gak papa deh, aku pede aja) Pelengkap diantara kosongnya hati, yang sudah lama sendiri.
Dear Arifin Ilham, 24 tahun kini usiamu. Beranjak dewasa bukanlah hal yang mudah, meski aku tidak tahu perjuangan hidupmu seperti apa. Bahkan aku mengenalmu baru kemarin, dan aku belum sepenuhnya mengetahui tentangmu.
Tapi diantara apa yang telah aku lalui, aku menemukan dirimu, sebagai sosok yang mampu melengkapi hal yang pernah hilang dari bagian hidupku. Hadirmu menjadi lentera, dari pekatnya kegelapan yang pernah aku terima dimasa lalu.
If I could give you one thing in life, I'd give you the ability to see yourself through my eyes, only then would you realize how special you are to me.
Terimakasih sudah menjadi cahaya untuk hidupku, dan tetaplah menjadi pribadi yang lebih baik. Selamat bertambah umur satu tahun, meski pada hakikatnya, umurmu berkurang di dunia.
Aku tidak pandai merangkai kata-kata, tapi kamu akan menjadi kata terakhir, yang tidak akan pernah aku temukan kata lain setelahnya. Thank you for always being my rainbow after the storm, Arifin Ilham.
Sekali lagi, Selamat ulang tahun sayang:))
Tertulis, Nessy Nursyifa.-
Ilham tersenyum sendiri membaca surat pemberian Nessy itu. Nessy menjadi orang pertama, yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
"Jadi kamu bisa masuk kesini bukan karena kamu tidak sengaja, tapi memang kamu sengaja untuk menyimpan selembar kertas ini. Makasih ya Ness, udah hadir diwaktu yang tepat untuk mengobati semua luka yang aku rasakan." Lirih Ilham
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlasku Merelakanmu (END)
EspiritualKamu tidak perlu khawatirkan Do'aku. Karena saat aku tahu bahagiamu adalah dia, semuanya sudah menjadi kerelaan yang sudah aku ikhlaskan🥀 _ Bagaimana rasanya jika kita terus terfokus pada satu nama, yang selalu menjadi aamiin paling serius disetiap...