°Induksi Matematika°

855 116 52
                                    


JANGAN LUPA FOLLOW IG
@official_asambasa
.
๑˙❥˙๑♡‿♡๑˙❥˙๑

Pelajaran Olahraga.

Mapel yang paling menyenangkan bagi Basel karena hampir semua cabang dari aktifitas itu dapat ia kuasai secara praktek.

Apalagi materi.

Pagi ini hujan gerimis mengguyur SMA Nusantara,

Biasanya Basel sedikit kecewa karena jam olahraga tidak bisa dilakukan diluar ruangan. Menurutnya kurang pas kalau kegiatan itu dilakukan tanpa adanya sinar matahari.

Namun entah mengapa sudut bibir Basel menarik senyum di saat indera penglihatannya melihat sebuah objek yang sedang berlari mengelilingi lapangan basket indoor ini.

Rambut kuncir kudanya terombang-ambing ke sana kemari, sedang sebelah tangannya mengelap peluh di wajah.

Gadis itu sudah kelelahan.

Tanpa aba-aba Basel ikut berlari kemudian dengan cepat menyusul langkah kecil sang gadis.

Mereka pun menjadi pusat perhatian, karena kebetulan murid kelas XI PCOne sudah banyak berkumpul di lapangan.

"Kok bisa telat Ai?"

Aira menoleh deru nafasnya berpacu dengan keselarasan langkah kaki,

"Karna gue ga tepat waktu." jawab Aira sembari mengatur nafas.

Basel berlari mundur demi berhadapan Aira, perkara lari lapangan seperti ini sudah makanan sehari-hari untuknya.

"Lebih spesifik?"

"Bukan urusan Lo."

Tiba-tiba langkah kaki Aira berhenti.

Basel yang sebelumnya berada didepan Aira kembali menghampiri gadis yang sedang membungkuk kelelahan itu,

"Makanya rajin-rajin olahraga, masa lari gini aja udah capek. Mageran banget sih Lo."

Aira tidak membalas perkataan Basel ia tetap membungkuk seraya mengatur nafas sebaik mungkin,

Masih dua putaran lagi.

Tapi Aira rasanya sudah tidak kuat,

"Aira are you ok?" Basel ikut membungkuk untuk melihat wajah Aira, dilihatnya wajah penuh keringat dan bibir mungil yang biasanya merah merona berubah, pucat.

Saat Basel ingin menyentuh dahi Aira, gadis itu malah menghindar.

"Lo sakit--"

"Aira!"

Aira dan Basel menoleh melihat siapa sumber teriakan itu,

"Pak Bagas suruh Lo masuk,"

Aira hanya berdiri di tempat, menatap manik hitam yang kini berjalan kearahnya.

Sedikit bingung sebenarnya, karena mapel pertama hari ini Bahasa Indonesia.

"Lo tau dari mana Vid?" Basel ikut menambahi,

Pemuda itu, David Anuerta Prameswari.

David menghela nafas kemudian tangannya menjulurkan sebuah tas yang merupakan milik Aira.

"Gue ada perlu sama Axid tadi. Pak Bagas ngadain kuis, jadi Lo disuruh hadir."

Masuk akal.

Basel beralih menatap Aira, gadis itu hanya diam dan menatap David.

"Ai...?"

Aira tersadar saat Basel mengguncang tubuhnya pelan,

"Eh iya gue masuk dulu, thanks... David" segera Aira mengambil tas dari tangan david dan meninggalkan lapangan.

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang