°Sound and Light°

486 86 45
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW IG
@official_asambasa
.
๑˙❥˙๑♡‿♡๑˙❥˙๑

Motor Basel berhenti di depan gedung apartemen mewah yang berada di pusat kota.

"Lo mau ngapain turun?"

Baru saja sang ketua OSIS menurunkan standar motor tiba-tiba pertanyaan menjurus itu keluar dari bibir Aira

"Ketemu sama calon mertua, salah?"

Senyum yang terkesan meremehkan dari wajah Basel membuat Aira menghela nafas sabar.

"Orang tua gue ga ada."

Dahi Basel mengerut, seperkian detik kemudian ia tersenyum lebar diiringi usapan pelan di kepala Aira.

"Yaudah next time, jaga diri baik-baik ya... pacar."

Kini, ganti Aira yang mengerutkan kening, ia pikir pemuda itu akan sulit untuk diyakinkan. Kalaupun bisa, mungkin harus ada perdebatan kecil terlebih dahulu.

Mereka berdua sama-sama keras kepala dan tak mau kalah ingat?

Whatever.

Itu bagus, setidaknya Aira tidak perlu mengeluarkan kalimat-kalimat pedas demi mematahkan argumen pemuda itu.

"Jangan tidur malem-malem, inget besok masih harus battle sama gue."

Aira bedecih, tingkat percaya diri seorang Basel itu mencapai level ankut.

Iya, fakta-fakta baru anak direktur SMA Nusantara itu sungguh membuat Aira tak bisa berkata-kata.

"Jangan lupa minum vitamin dan jaga kesehatannya."

Ah ada satu fakta lagi dari Basel Pradipta.

"Jangan kangen."

Narsis.

"Jang--"

"Ngomong sekali lagi, kita putus."

Dan berlebihan.

Dengan segera Basel mengenakan helm dan menaiki motor ninja kesayangannya.

Tapi, satu pertanyaan Aira belum pecahkan untuk dirinya sendiri.

"Gue pulang ya, makasih untuk hari ini." kendaraan beroda dua itu mulai melaju meninggalkan basemen dasar gedung.

Kenapa ia bisa tahan dengan sisi Basel yang seperti ini?

Kenapa...?

Tidak ada rasa muak setelah berbagai pernyataan Basel yang terlalu menjijikkan bila dipikir kembali.

Tepat di depan pintu pagar keluar Basel menekan kampas rem, kemudian menengok ke arah belakang.

Aira Saltana masih di sana.

Dengan tatapan tajam menjurus serta dahi berkerut seperti mengisyaratkan Apa lagi!

Dibalik helm yang menutupi seluruh wajahnya itu Basel tersenyum lebar, ia gemas sendiri melihat tingkah Aira.

Hanya ingin memastikan sang gadis masuk terlebih dahulu. Namun sepertinya Aira tak jauh berbeda.

Memastikan Basel menghilang dari jangkauan mata dengan aman.

Motor Basel kembali melaju, kali ini benar-benar meninggalkan pekarangan gedung bertingkat mewah itu.

"How many nonsense words have come out of my mouth today Lord...."

.
.
.

"Lo...?"

Aura dingin menguar tiba-tiba saat Aira masuk ke dalam apartemen keluarganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang