°Trigonometri°

1K 131 31
                                    


"Cukup disini pelajaran kita. Pr akan ibu share via online, sampai jumpa Minggu depan, jangan lupa hafalannya!"

Sejak kembali dari ruangan Bagas, Aira hanya diam dimejanya hingga bell pulang berbunyi. Kalau boleh jujur Aira sedikit tidak fokus dengan mata pelajaran terakhir.

Murid-murid memberi salam serempak.

Bu Elva guru Matematika Wajib itu mengakhiri pertemuannya dengan senyum kemudian berjalan keluar kelas XI CPOne.

"Ai, ayo!"

Pandangan Aira beralih pada seorang gadis dengan rambut sepunggung dan senyum manis yang tak pernah luput dari wajahnya.

"Vee, ruangan dance sebelahan sama ruangan lukis kan?"

Gadis itu Viviane Gracilia.

Atau semua orang memanggilnya Vee,

"Bukan ruang lukis Ai... 2D room, khusus untuk esktrakulikuler 2D. Gue udah jelasin berapa kali si Ai, Art building mencakup seluruh kegiatan eskul yang berhubungan dengan seni dan Sport building--"

"Gue cuman mau pastiin."

Satu-satunya orang yang mengobrol dengan Aira lebih dari satu kalimat.

Ralat, sebenarnya gadis itu yang banyak berbicara dan Aira hanya mendengarkan sesekali mengajukan pertanyaan singkat dan dibalas panjang lebar oleh Vee.

Sebenarnya banyak yang ingin berteman dengan Aira, banyak.

Sangat....

Melimpah.

Namun memilih menolak secara halus bila ada yang mengajaknya ke kantin atau menawarkan bantuan kepadanya.

Alasannya cukup jelas. Aira tidak ingin kehidupan pribadinya terekspos.

Padahal dalam diri Aira sendiri dia bukan sosok yang introvert atau sulit bersosialisasi dengan orang baru.

Hanya....

Kebanyakan dari mereka (yang mengajaknya berbicara) akan mengarah pada pertanyaan:

'Apa nama sekolah Lo di Singapura?'

'Ngapa Lo malah pindah ke Indo, padahal Singapura lebih maju?'

'Gimana pergaulan di sana, seru gak?'

Masih banyak pertanyaan yang sangat menganggu privasi kehidupan Aira.

Sehingga Aira memilih menjawab dengan senyuman terbaiknya seraya berkata,

'itu privasi'

Dan berakhir pada mereka mulai kesal memilih tidak menyapa Aira sama sekali seraya menggunjing dibelakang Aira.

Tentu saja Aira sedikit risih, jiwa sosialis-nya memberontak marah.

Apapun itu, Aira harus tetap nyaman dengan kehidupan miliknya sekarang.

Yang terjadi adalah yang terbaik. Semoga saja....

"Woi garam dapur. Jadi ikut ekskul dance ga si?"

Pengecualian, Vee.

Gadis itu terlalu kebal dengan ucapan pedas yang keluar dari mulut Aira.

Saat pertama kali bertemu, Aira langsung bertanya sarkas pada gadis itu,

"Lo mau manfaatin gue konteks apa?"

Vee yang sedikit terbelalak dengan pertanyaan Aira saat itu membalas dengan senyum yang sama, "Nothing, i just wanna be friends. Kalo Lo nyangkanya negatif, gue agak kecewa. But, it's okay, I can accept that."

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang