°The Wave°

520 95 7
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW IG
@official_asambasa
.
๑˙❥˙๑♡‿♡๑˙❥˙๑

"Jadi ITP itu ga bisa disembuhin?"

Suara decakan sebal kembali terdengar, Aira melepaskan kaca mata baca yang ia pakai dan menatap tajam gadis di atas kasur.

Hampir 2 jam gadis itu berada di apartemennya.

Dan selama itu pula Aira menjelaskan panjang lebar mengenai kondisi Anji.

Mengapa masih saja bebal!

"Idiopathic Thrombocytopenic Purpura belum ada obatnya Viviane... Lo tanya sekali lagi buku filsafat ini bisa melayang." Aira mengangkat sebuah buku yang tebalnya hampir mencapai 10 cm.

Cengiran tak berdosa terukir indah dibibir gadis yang memakai piyama bermotif Winnie the Pooh (juga merupakan milik Aira) seraya mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.

"Gue cuman khawatir Ai, gimanapun Anji itu temen gue. Jadi kalo dia sakit gue ikut cemas,"

"Maksud Lo gue bukan temennya?"

Lagi, Vee hanya meringis menampilkan gigi putih cantik miliknya.

"Kalo rutin berobat, ITP bisa ga kambuh dalam jangka waktu lama." lanjut Aira.

Vee tampak mengangguk-anggukkan kepalanya paham, "Last. Dia belum bisa dijenguk kan?"

Aira menghela nafas panjang. Sepertinya membiarkan gadis cerewet ini menginap dikediamannya bukan ide yang baik.

Ditambah alasan Kevan sedang mengikuti lomba diluar kota selama 3 hari membuat Aira tidak dapat menolak permintaan si ketua club dance ini.

Seharusnya ia tau kalau tingkat keingintahuan seorang Viviane Gracilia itu diluar batas.

Dalam tanda kutip konteks informasi tertentu.

Bila telah merujuk pada sesuatu yang berbau privacy personal, gadis itu tidak berani bertanya lebih lanjut.

Example,

Ketika Vee masuk ke apartemen, tidak sedikitpun ia bertanya mengenai hal-hal janggal di sekitarnya.

Padahal apartemen Aira terdapat banyak hal tak wajar.

Seperti, tidak adanya foto keluarga ataupun pajangan figura-figura hiasan yang menampilkan informasi mengenai silsilah keluarga.

Awalnya Aira sempat khawatir bila gadis itu curiga. Namun kini ia dapat bernafas lega.

Setidaknya Vee sebatas mengungkapkan rasa kagum karena koleksi buku-buku yang Aira punya dan berujung meminjam salah-satunya.

Karena pertama kali menapakkan kaki di apartemen mewah Aira, Vee tak henti-hentinya berdecak kagum serta geleng-geleng tak percaya mengenai koleksi buku yang dimiliki gadis itu.

Serasa Gramedia versi ensiklopedia sastra dan ilmupedia pribadi. Serius!

Walau sedikit diiringi perdebatan kecil mengenai alasan Aira tidak memiliki novel-novel fiksi dan malah mengoleksi buku ilmiah, tapi setidaknya Vee masih tertarik membaca karya puisi lama.

Atau hanya formalitas saja?

Buktinya dengan cepat gadis itu membolak-balikkan lembar selanjutnya sebuah sastra puisi yang berjudul Milk and Honey karya Rupi Kaur.

Sebenarnya Aira tau jika temannya itu kurang tertarik dengan hal-hal berbau sajak-sajak sastra. Selain diklaim membosankan, Vee pribadi lebih menyukai sesuatu berbau thriller atau komedi daripada romansa.

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang