°Fluid°

479 96 6
                                    


JANGAN LUPA FOLLOW IG
@official_asambasa
.
๑˙❥˙๑♡‿♡๑˙❥˙๑

Anji keluar dari tempat les dengan perasaan tak tenang,

Jadwal lesnya kacau, schedule latihan basket juga sedang ditahap yang paling padat membuat pikirannya galau.

Ia bahkan tidak sempat mengganti baju seragam sekolah dan langsung pergi menuju tempat les begitu bell pulang berbunyi.

"Pak kita harus cepat kembali ke sekolah---"

Anji baru melangkah naik kendaraan jemputanya namun rasa pening tiba-tiba muncul....

Benar-benar sakit.

Seperti tertusuk jarum yang terjadi di seluruh bagian kepala.

Hari ini tiba-tiba si gemoy pecah ban dan si jago belum kembali pasca kecelakaan yang lalu, sehingga Anji memilih diantar jemput.

"Arrggghh!"

"Aden sepertinya kurang sehat, apa tidak lebih baik istirahat saja di rumah?" tawar sang supir seraya memegangi tubuh Anji dan membantunya duduk di bangku mobil.

"Tidak perlu pak, Papa udah janji kalo Anji boleh ngelakuin semua yang Anji suka. Selama jadwal belajar ga keganggu."

"Tapi den sepertinya harus cek ke dokter---"

"Tidak perlu pak," Anji tersenyum singkat "Gapapa."

Bohong!

"Kembali ke sekolah, hari ini saya harus latihan untuk pertandingan."

Padahal ada alasannya mengapa Anji tidak ingin pergi ke dokter.

Pemuda itu tau betul ada yang salah dengan tubuhnya, apalagi setelah kelas XI jadwal les nya semakin ditambah oleh sang ayah.

Walaupun penyakit serius ia rasa orangtuanya tidak akan peduli,

Dan itulah yang sebenarnya ditakutkan oleh Anji Rezikal.

Kenyataan tentang ternyata kedua orang tuanya lebih memikirkan kondisi profit perusahaan dibandingkan dengan kesehatan buah hati mereka.

Ah benar, terkecuali prestasi akademik yang selalu dibanggakan (sebagai reputasi keluarga). Damn reputation.

Anji segera keluar dari mobil ketika sampai di SMA Nusantara.

Bibirnya refleks tersenyum tatkala pengelihatannya menangkap sepasang insan yang tengah bercakap-cakap.

Sebenarnya ada rasa bersalah karena kali ini Anji terpaksa telat latihan.

"Sorry banget ya bro gue telat...." Anji mencoba seramah mungkin untuk menutupi kesalahannya.

Padahal pemuda itu sudah meminta izin untuk datang terlambat pada Basel.

Ya tapi masih saja kan telat namanya.

"Bagus. Gue nelpon direject, mau jadi badboy gadungan Lo Jing."

Anji sempat mengelus dada singkat,
"Mulutnya perlu diruqyah ya sahabat aku, gue masih ada kelas tambahan abis pulang sekolah tadi, kek ga tau jadwal padet mas ganteng satu ini."

Melihat raut Basel yang terlihat jijik dengan ungkapannya membuat Anji terkekeh pelan. Ia juga merasa tidak enak karena sempat menolak panggilan Basel saat sedang course tadi.

"Gue try out dadakan Bas,"

Basel mendengus ringan, "Eyang udah pulang?"

Terhenyak sebentar, pemuda itu jadi memikirkan kondisi sang nenek.

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang