°Isomer?°

657 104 13
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW IG
@official_asambasa
.
๑˙❥˙๑♡‿♡๑˙❥˙๑

Seorang gadis menggunakan sweater hijau celadon berdiri di depan sebuah gedung dengan dominasi warna putih.

Atau bisa disebut sanggarloka orang tidak sehat.

"Ai barang Lo ketinggalan nih."

Aira Saltana.

Gadis yang kebetulan menggerai rambut bergelombang miliknya itu menatap datar seseorang dengan jas putih dan stetoskop menggantung dileher,

Sebelah tangannya mengulurkan sebuah buku.

"Thanks Dokter Zidan."

Dokter muda itu mengulum senyum, perhatian Aira teralih pada kantung mata Zidan yang sangat kentara.

"Lo jaga malem?"

Usia Aira dan Aira terpaut 7 tahun. Dan masalah penggunaan bahasa Aira yang tidak formal itu karena Zidan sendiri yang memintanya. Lagi pula Aira masih tau batasan dan tata krama berbicara dengan orang yang lebih tua, walau sedikit blak-blakan.

Anggukan dari pria itu dibalas helaan nafas panjang Aira,

"Jangan banyak begadang gue ga sudi ngerawat Lo dengan alibi asam lambung."

Nah benar kan, Aira itu perhatian. Hanya penyampaiannya yang tidak tersaring bahasa lembut.

Zidan hanya tersenyum lebih lebar hingga menampakkan lesung pipinya.

"Take care!"

Aira mengacungkan jempol seraya tersenyum kemudian masuk kedalam mobil jemputan dengan terburu-buru.

Udara malam yang menusuk kulitnya sungguh membuat Aira kedinginan.

Mobil bmw bewarna hitam itu meninggalkan pekarangan rumah sakit dengan kecepatan sedang, perhatian Aira kembali pada benda ditangannya.

Berdecak sebal setelah melihat room chat yang belum ada tanda-tanda balasan, Aira memutuskan masuk ke kolom panggilan pada ponsel pintar casing Stitch miliknya.

The last fucking way.

Sudah lebih dari 30 menit orang itu tidak membalas pesan dari Aira.

Aira harus menelponnya!

Suara nada sambung sedikit membuat gugup Aira. Bagaimana tidak, gadis itu jarang sekali menelpon duluan.

Apalagi ini seseorang yang baru dikenalnya.

"Hallo Aira...."

"Kalo Lo masih butuh catatan gue, dateng ke lokasi yang gue share 10 menit dari sekarang."

Hening.... tidak ada suara sama sekali.

Aira sampai menjauhkan ponsel dari telinga untuk memastikan panggilan masih tersambung.

"Basel?"

"Eh gimana Ai?"

Sebelah alis Aira terangkat, apa mungkin karena sudah malam jadi daya kerja otak Basel sedikit mengalami penurunan performa?

Atau inilah realitas dari istilah otak nge-bug?

"Lo jadi minjem catatan gue ga? I have a busy schedule."

Terdengar kekehan dari ujung sana,

"Iya Ai, gue otw. Langsung share aja."

Aira mematikan sambungan telepon sebelah pihak tanpa aba-aba.

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang