°The Rows°

569 105 93
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW IG
@official_asambasa
.
๑˙❥˙๑♡‿♡๑˙❥˙๑

"Maksud lo?"

Anji beralih menatap Aira, gadis yang sedari tadi hanya diam tak seperti biasanya.

"Gue ga bermaksud apa-apa tuh."

Decakan sebal Aira membuat Basel terkekeh dan Anji meringis tak berdosa.

"Si gemoy itu nama mobil putih Maserati GranCabrio yang sering dibawak Anji ke sekolah, kalo si jago itu motor ninja KTM RC 250 warna hijau punya Anji. Jarang dipake sama ni bocah, takut jadi gak jago lagi." Basel kemudian duduk di kursi pengunjung, "By the way jago baik-baik aja kan?"

"Kampret Lo!" Anji melempar bantal putih rumah sakit ke arah Basel, tepat sasaran hanya saja Basel malah kesenangan melihat reaksi Anji.

"Si jago Alhamdulillah fine, cuman perlu diservis dikit karna ke gores."

"Bukan itu human... nama---"

"Oh David?" Anji memotong ucapan Aira sembari membenarkan posisi duduknya.

Wajah Aira berubah gugup,

Bukan topik ini juga yang ingin gadis itu bahas.

"Waktu gue ngehindar tu bocah kencur dan berakhir numbur pembatas jalan plus jidat gue nyium trotoar, kebetulan David ada di depan rumah sakit terus dia juga yang bawa gue ke UGD, whichis darah dari kepala gue netes ga berenti. Sekalian dia gue suruh nelpon Basel."

"Kenapa harus gue nyet?"

"Homo socius Bas."

Cengiran Anji membuat pemuda itu ingin sekali melayangkan sebuah pukulan tepat di luka yang masih basah di kening Anji.

"Maksud gue...." Aira mendekat ke brangkal Anji "Nama bocah yang lu tumbur itu Kevan?"

"Gue ga numbur dia NaCL, tu bocah aja yang tiba-tiba nyebrang jalan. Dia yang beraksi gue yang kena batunya, dia ga merasa kesakitan anjir. Malah pergi gitu aja abis keguling dijalan, gue jadi bingung kalo bikin laporan polisi gue ini korban atau pelaku?"

"Makanya Lo nelpon gue?"

"Gue ga kepikiran orang lain sih, kalo bonyok bakal berabe urusannya. Kalo Lo kan ga pake ribet."

"Ngomong aja Lo mau minta bantuan gue kalo misal ni kasus dibawa ke pihak berwajib."

"Hampir mendekati,"

Basel mendengus "Paling ujung-ujungnya gue nelpon eyang,"

"Lah anjir jangan bilang---"

"Raden Adimas Nugroho Anji Padmonojati Diadiningrat!" Suara cempreng menggema di seluruh ruangan rawat Anji begitu pintu terbuka.

Basel terkekeh senang melihat ekspresi tak meyakinkan dari Anji.

"Mati gue bas!"

Aira menyenggol tangan Basel, "Siapa?"

"Eyang Kun, nenek Anji." ucap Basel berbisik kepada Aira.

"Bukan, Raden Adimas itu...?"

"Kados pundi kriyosipun cah bagus iso saged dhawah saking motor?"
(Gimana ceritanya anak ganteng kok bisa jatuh dari motor?)

Seorang wanita bersanggul tinggi menggunakan kebayak khas Jawa juga sebuah kain jarik yang diselipkan pada kedua tangannya.

Basel berbisik kembali, "Nama Anji waktu lahir."

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang