°Geometri°

579 94 121
                                    


JANGAN LUPA FOLLOW IG
@official_asambasa
.
๑˙❥˙๑♡‿♡๑˙❥˙๑


Hal yang paling disyukuri oleh Aira Saltana adalah....

Saat sang supir jatuh sakit.

Bukan bermaksud senang atas kesusahan orang lain.

Aira tidak sejahat itu.

Hanya sedikit euphoria karena terbebas dari... emm katakanlah ekor sang sopir.

Juga, Aira bisa membawa mobil kemana pun ia mau.

Namun kali ini....

"Sejak kapan bokap gue punya nomer Lo?"

Aira Saltana tidak bisa menikmati kebebasannya.

"Sejak kapan Lo peduli dengan urusan orang lain?"

Bola mata Aira bergeling, kesal. 

"Urusan orang lain yang Lo maksud itu bokap gue, wajar kalo gue tanya informasi yang seharusnya gue ketahui. Sedangkan Lo...?" Aira memandang dari atas sampai bawah orang dihadapannya "Bukan sapa-sapa gue Axid."

Axid mengangkat bahu acuh, "Jadi gue perlu jadi siapa Lo biar bisa tau nomor dokter An?"

Decakan sebal dari mulut Aira membuat Axid mengangkat sudut bibir dan tersenyum.

"Whatever! asal ga ganggu rencana gue."

Saat gadis itu mengadahkan kepala seraya memejamkan mata kecewa, Axid semakin tersenyum lebar.

"Siapa bilang gue ganggu rencana Lo?" si KCO mulai berjalan menuju kursi kemudi mobil, "Gue cuman disuruh ngawasin sama dokter An, karna Lo rawan kambuh."

Untunglah siswa-siswi SMA Nusantara sudah kembali ke kediaman masing-masing.

Maklum saja jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Senja sudah berlarut menjadi gelap,

"Who says you drive?!?" Aira mendekati Axid yang baru saja membuka pintu mobil "Today is my day."

Karena sebelumnya kedua insan ini membantu wakil kesiswaan sebagai perwakilan MPK dalam menghitung susunan geometri untuk perlombaan SHS 10 hari yang akan datang,

Lagi pula Aira sekarang sekertaris MPK satu. Gadis itu memutuskan mengambil paksa jabatan Weira, orang yang menghinanya secara sembunyi-sembunyi.

Walaupun Weira tidak melontarkan hinaan Aira tetap akan mengambil jabatannya.

Tapi bila dipikir-pikir kasihan juga.

Tak apalah, toh Weira juga masih mejadi anggota MPK hanya perbedaannya ia bukan lagi sekertaris organisasi.

"Lo punya BPJS kan? Ga lucu dana asuransi gue ga bisa di cairin."

"Sialan Lo, doanya jangan ngadi-ngadi lah."

Aira duduk di kursi kemudi diikuti Axid duduk disebelahnya.

Selagi memakai sealtbeat, Aira melirik atensi manusia disebelahnya "Lo masih sering begadang?"

"Lumayan."

"Nyokap lo... ah nyokapnya Basel ga pernah masak sayur?"

"Harus gue jawab?"

 Decakan sebal Aira menjadi pertanda bahwa gadis itu sudah lumayan emosi. Mengapa juga ia harus susah-susah bertanya kepada manusia tembok seperti Axid sih?

"Gue masih punya stok TTB," Aira merogoh laci dasbor mobil dan mengambil sekotak obat "Untuk jaga-jaga, keliling mall lumayan membakar kalori."

Aira menyodorkan satu tablet obat beserta sebotol air mineral kepada Axid, sedang pemuda itu tampak mengernyit heran, "Bidan komplek rumah gue bilang, cuman kecapean."

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang