Bab 33 - Terciduk

1.1K 104 0
                                    

Alora menjatuhkan tubuhnya di sofa setelah meletakkan barang belanjaannya di meja. Ia menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskan dengan kasar. Hari ini sungguh melelahkan.

"Puas buang buang uang saya?"

Alora menoleh ke belakangnya saat mendengar suara dari Anggun. Anggun mendecik malas lalu pergi begitu saja. Ia pergi menghampiri Elora yang masih berada di luar tengah mengeluarkan beberapa barangnya dari bagasi.

"Udah pulang sayang? Kok belanjaannya dikit? Ini mah kurang buat keperluan kamu." Dengan samar sama Alora bisa mendengar ucapan Anggun kepada Elora di luar sana.

Alora menghela nafasnya lalu tersenyum. "Ada saatnya buat bahagia," ujarnya sambil memejamkan mata.

***

Alora tengah merebahkan tubuhnya sambil menjelajahi beranda instagram. Sudah cukup lama Alora tidak membuka aplikasi tersebut.

Dengan kebosanan yang melanda Alora, tiba tiba terbesit niat untuk menjelajahi akun seseorang. Beberapa kali Alora mencoba dengan bermacam username yang sesuai, Alora sama sekali tidak menemukan akun instagram milik cowok itu.

"Gisel? Gisel kan adiknya," ujar Alora bermonolog. Ia mencari username Gisel di pencarian dan langsung menemukannya berharap bahwa Gisel mengikuti akun Reno maupun sebaliknya.

Benar saja, Gisel mengikuti akun instagram Reno sedangkan Reno tidak. Pantas saja Alora tidak menemukan akun instagram milik Reno, cowok itu memang tidak menyertakan nama awalnya yaitu Reno melainkan hanya Seann_

Dengan keyakinan Alora menekan profil Reno. Ia menarik ulur beranda profil Reno.

Perhatian Alora terganggu akibat sebuah notifikasi dari aplikasi line-nya. Alora membuka pesan tersebut.

| Lo stalking instagram gue?

Alora langsung membuang ponselnya begitu saja. Wajahnya sudah sangat merah karena malu. Bagaimana bisa ia salah tekan? Padahal Alora sudah menghapus tanda love di salah satu postingan Reno yang tidak sengaja ia pencet tadi tapi mungkin tetap masuk di notifikasi Reno.

Alora sudah merutuki kecerobohannya sejak tadi.

Sebuah dentingan dari ponsel yang Alora lempar berbunyi membuat sang empunya langsung beranjak mengambil ponselnya kembali. Ada dua pesan masuk dari dua kontak yang berbeda.

Alora terlebih dulu membuka pesan dari Reno secara spontan walaupun pesan dari Dehan yang lebih dulu masuk.

| Besok pulang sekolah jangan pulang dulu, gue mau ngomong sesuatu.

Alora langsung dibuat grogi olehnya. Alora berpikir keras karena penasaran dengan apa yang ingin Reno katakan. Alora tak tahu harus membalas apa. Ia memilih untuk membuka pesan dari Dehan.

| Besok jangan kemana mana!

Alora mengerutkan keningnya membaca pesan Dehan. Ada apa hingga Alora tidak bisa pergi kemana mana?

Alora meletakkan ponselnya di atas nakas setelah membaca pesan pesan dari orang yang ia sayangi itu. Alora menyayangi Dehan sebagai seorang sahabat lalu Reno sebagai apa?

Alora memejamkan matanya, tak perlu waktu lama ia sudah berhasil memasuki alam mimpi. Tidurnya memang lebih teratur akhir akhir ini.

Waktu berjalan hingga menemui pagi dan di sinilah sebuah keluarga itu makan.

Dentingan yang saling beradu membuat suasana dalam makan spagi itu tidak terlalu sunyi. Beberapa kali juga Elora bertanya ini itu kepada Alora yang duduk di sampingnya.

Adam berusaha untuk tidak peduli walaupun ia sudah sangat kesal karena harus duduk dan makan bersama dengan Alora. Ia tak ingin membuat jantung Elora kambuh mengingat ia sudah menaruh harapan besar pada putrinya itu. Dokter menafsir Elora hanya bertahan selama satu bulan. Tapi hingga saat ini, sudah lebih dari target dokter. Hal itu membuat Adam dan Anggun berharap besar.

Anggun menaruh sendoknya dengan keras di piring berusaha untuk menarik perhatian Elora yang hilang darinya beberapa minggu ini. Merasa diabaikan, Anggun beranjak pergi. Nafsu makannya memang rendah akhir akhir ini.

Alora dan Elora terus berbincang dengan asik. Sesekali mereka tertawa memenuhi rumah mereka.

***

"Saya tidak akan pernah membiarkan kamu bahagia, Alora!"

Alora [TERBIT ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang