Alora bergerak dengan gelisah di tempat tidurnya. Ia sudah sangat bosan mencium aroma khas rumah sakit ini. Juga, tak ada yang menemani Alora sekarang. Anggun pergi tanpa memberitahu kepada Alora terlebih dahulu. Adam pun harus bekerja di kantor.
Alora melirik jam yang menempel di dinding, sudah pukul dua belas siang. Sebentar lagi jam pulang sekolah bagi Elora. Karena terlalu kesepian Alora dengan bodohnya berharap agar Elora datang menemaninya.
Suara pintu yang terbuka membuat Alora menoleh. Tiga orang memasuki ruang inap Alora dengan barang yang dibawa di tangan masing masing. Dua orang diantaranya memakai baju sekolah dengan logo yang berbeda. Cowok dengan seragam sekolah guru yang juga mengenakan jaket Kulit nya.
"Udah mendingan?" Tanya Elora meletakkan barang bawaannya di atas nakas.
Alora mengangguk. "Nggak sekolah?"
"Gue khawatir sama lo jadi gue izin pulang duluan."
Alora sama sekali tak percaya bahwa orang yang berbicara padanya barusan adalah Elora, gadis yang menendangnya beberapa hari yang lalu.
"Bodoh banget lo!" bentak Dehan dengan suara pelan sambil mengacak rambut Alora.
"Apanya yang sakit?" Reno menarik Dehan menjauh dari Alora. Alora hanya tersenyum canggung.
"Awas dulu!" Dehan berusaha menarik lengan Reno dan mendapatkan tatapan tajam dari Reno.
"Sopan kah begitu sama guru sendiri?"
"Inget umur, pak!"
Reno memukul bahu Dehan keras membuat Dehan menyentuh bajunya yang sakit.
"Saya baru mau menginjak sembilan belas tahun bulan depan!"
"Tapi kok kelihatan tua?"
"Pecah pala kau sekali lagi bilang begitu!" Ancam Reno, Dehan malah terkekeh.
"Ribut banget sih! Mending keluar! Datangnya kalian malah bikin Alora tambah pusing!" Sewot Elora. Telinganya sudah cukup sakit mendengar perdebatan antara Dehan dan Reno.
"Bacot!"
Elora melotot mendengar ucapan Reno dan Dehan yang memekik ke arah dirinya secara bersamaan.
"Ngikut, Pak?"
Reno mencubit perut Dehan.
"Mainnya cubit cubitan kaya cewe," ujar Dehan mengelus perutnya.
Kedua orang tersebut, juga Elora langsung menatap Alora yang mengaduh lirih. Alora menyentuh hidungnya yang lagi lagi mengeluarkan darah.
"Mimisan? Panggil dokter cepat!"
"Jangan jangan! Nggak usah!"
"Ini mimisan loh Al," ujar Elora menyentuh bahu Alora. Alora tetap menggeleng sambil membersihkan hidungnya. Ia tak ingin Reno, Dehan termasuk Elora sampai tahu kalau Alora mengidap sebuah penyakit.
***
"Nggak pulang?"
Elora menggeleng mendengar pertanyaan Alora. Reno dan Dehan sudah pamit sejak satu jam yang lalu.
"Maafin gue ya," ujar Elora menatap Alora.
"Buat?"
"Buat semua yang udah gue lakuin sama lo selama ini. Gue bener bener minta maaf," ucap Elora. Lama Alora menatap mata Elora. Takut bila Elora lagi lagi mengerjainya. Tapi Alora tak mendapati adanya kebohongan di mata Elora.
"Nggak papa," jawab Alora tersenyum.
"Gua udah banyak salah sama lo. Maafin gue karena nggak pernah ada saat lo terjatuh. Gue sama sekali nggak pantes disebut sebagai saudara. Harusnya kita saling mengerti, kita kembar tapi gue nggak pernah bisa mengerti lo sama sekali," ujar Elora. Ia sudah mulai meneteskan air mata. Alora tersenyum. Ia mendapati kejujuran dari Elora. Tak ada keraguan lagi di hati Alora.
"Nggak papa, semua udah berlalu. Itu skenario yang disiapin Tuhan buat gue. Lihat! Gue kuat, gue bisa bertahan sampai sejauh ini," balas Alora antusias, senyum yang pernah terukir dengan tulus di bibirnya kini terlihat dengan kehadiran Elora.
"Gue bangga sama lo! Gue bangga punya kakak kaya lo!"
Elora memeluk Alora tanpa aba aba. Ia menumpahkan air matanya di bahu Alora. Tangan yang penuh penderitaan mengelus punggung Elora.
"Kembali lah, kita mulai semua sebagai seorang saudara," ucap Alora dan diangguki oleh Elora.
Alora meringis, berusaha menahan diri. Air mata Elora yang mengenai bahu serta tangannya membuat luka Alora nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alora [TERBIT ✔]
Novela JuvenilBelum revisi, revisi versi cetak. ❕FOLLOW DULU. Judul awal : Bukan Kuebiko "Ma, Alora pusing dan terus mimisan. Bisa bawa Alora ke rumah sakit sebentar?" "Pa, aku ulang tahun. Bisakah peluk aku sekali saja?" "Elora, kita kembar, bukan? Bisakah g...