TRIGGER WARNING! BAB INI MENGANDUNG TAMPILAN KEKERASAN. PEMBACA DIMOHON KEBIJAKANNYA.
***
NIRA
Negosiasi pembagian saham antara Anggara Industries dan PT Cahaya Angkasa Sejahtera masih berlangsung alot sampai jam pulang kerja. Pak Ello bersikeras untuk melanjutkan keesokan hari di waktu yang sama. Baru keluar dari pintu kaca ruang rapat, Mas Danar mengabariku soal Kamila. Langsung aku bergegas kembali ke kubikel, mengisi blanko surat kuasa khusus sambil telingaku disumpal earbud bluetooth dengan nada tunggu. Syukurlah Renita menjawab teleponku bahwa Kamila ingin bertemu denganku.
Aku menitipkan dua tasku ke Mas Danar lalu mengikuti Renita ke kamarnya Kamila sambil bawa map surat kuasa, tidak kusangka Kamila Sudarsono sudah menunggu. Perempuan itu masih gugup dan takut-takut, tapi tidak separah yang diceritakan Mas Danar waktu telepon. Aku membuka pembicaraan setelah alat perekam di ponselku nyala.
"Saya ... selingkuhannya Pak Farid ... Mbak Nira," lirih Kamila, "Video seks ... yang Mbak Nira lihat di flashdisk ... itu rekaman hubungan terlarang kami selama ... ini."
"Terus, rekaman kekerasan itu?"
Tanganku mencengkram pinggiran meja sekuat mungkin selama Kamila menceritakan kronologi kekerasan yang dialaminya. Mulai dari pukul punggung dan kaki dengan kayu rotan setiap dia berontak, membentur kepalanya pada dinding bathtub ketika Kamila tidak mampu foreplay saat seks di kamar mandi dengan baik dan benar, sampai terus menakuti Kamila dengan narasi ancaman sembari memukul bagian tubuh depan dengan balok kayu atau guci. Terakhir, Kamila melucuti pakaian, menunjukkan badannya yang penuh memar dan bekas luka. Itu semua versi lebih baik dari versi visum, tapi tetap saja perutku bergejolak dibuatnya.
"Bagaimana ... cara ... kamu ... merekamnya?" tanyaku pelan, menahan diri agar tidak memuntahkan isi perutku.
Walau takut, Kamila masih mampu menceritakan semua kejadian naas itu padaku sambil mengenakan pakaiannya lagi. "Setiap beberapa menit sebelum beliau datang di rumah saya atau hotel tempat janjian, saya ... selalu menaruh kamera ponsel di beberapa titik tersembunyi seperti rak buku atau balik guci, Mbak. Saya sempatkan untuk selalu menyusunnya dengan rapi dalam kondisi apa pun – dan saya juga rajin ke rumah sakit untuk visum setelah penyiksaan. Saya ... baru bisa kabur ketika bukti asli skandal limbah dan kegiatan ilegal PT CAS sudah ada di tanganku."
BIADAB!
Bagaimana bisa orang seperti Farid Wiryawan jadi direktur utama?
Sesuatu mengalir dari pelupuk mataku. Orang seperti Farid Wiryawan, Freddi Martadinaja, dan Papa tidak pantas hidup. Mereka harus dapat balasan yang setimpal.
Tenang, Nira. Ini masih kerja, bukan waktunya marah-marah.
Kutaruh map surat kuasa beserta fountain pen-ku di meja sembari kusodorkan pada Kamila. "Saya ... akan bantu kamu dalam pendampingan. Bukti-bukti yang kamu sodorkan sudah termasuk kuat sehingga nanti bisa proses laporan polisi. Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa selain berusaha semaksimal mungkin dalam mendampingimu. Tapi, saya akan pastikan kamu dapat hak-hak hukum yang layak."
Kamila pelan-pelan menarik kertas, membacanya sejenak sebelum membubuhkan tanda tangan di kolom yang tersedia. Kini, Kamila resmi menyerahkan semua hak-hak legalnya padaku.
"Terima kasih, Mbak Nira," ujar Kamila sebelum pertemuan berakhir. "Saya yakin Mbak Nira pasti bisa memastikan Pak Farid dapat keadilan yang setimpal."
"Saya usahakan yang terbaik," balasku singkat sambil menutup pintu kamar Kamila.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Embracing Dawn (T) | ✓
Romance[LOVE ACTION UNIVERSE #2] DAFTAR PENDEK THE WATTYS 2021 READING LIST WATTPAD ROMANCE ID - Dangerous Love DESEMBER 2021 (BUKAN KARYA PLAGIAT) Walau ini bukanlah pertemuan pertama mereka, tapi masing-masing mulai menyadari bahwa satu-satunya jalan un...