NIRA
Amarahku reda saat Mas Danar kembali dengan kotak beludru kecil warna merah. Itu kejadiannya pas sore hari di ruang televisi, dan aku nggak ikut. Cincinnya cantik, tapi saat kucoba kok jadi longgar? Mana mau lepas terus.
"Mas ... cincinnya ... kegedean," bisikku pelan dengan raut tidak enak.
"Maaf, Nira. Maaf, aku nggak perhatiin ukuranmu. Kamu pasti nggak nyaman, sini aku balikin lagi ke kotaknya." Mas Danar panik sambil menangkap benda melingkar yang akhirnya lepas dari jari manisku.
"Santai aja. Kan bisa ditukar, kalau tokonya bolehin. Sementara ini aku kalungin dulu ya biar nggak hilang. Mas simpan dulu aja bonnya." Sebelum Mas Danar beri jawaban, kulepas sebentar kalung mutiara pemberiannya untuk menggantungkan benda sakral ini di sebelahnya lalu kukaitkan kembali.
Ketenangan kami berdua terusik dengan panggilan dari Ella yang katanya mau ke apartemenku tapi nggak ada orang. Saat kubilang di tempat Ibu, kupikir bohongan. Lha ternyata beneran kemari. Yang mengherankan adalah kehadiran Bagas.
"Sayang, katanya mau ngomong penting sama Nira. Ini lho mumpung ada orangnya." Ella setengah maksa suaminya buat ngomong.
Bagas tampak tidak nyaman dengan situasi ini.
"Lo mau Ella sama Mas Danar nyingkir dulu biar ngobrolnya lebih leluasa?" Aku inisiatif bertanya.
Bagas cepat-cepat menggeleng. "Kalian semua berhak tahu. Sebenarnya ...."
"Kelamaan kamu, Sayang." Ella mengeluarkan laptop tipisnya dari tas tangan ukuran besar lalu menyalakannya. "Eh hardisk eksternal-nya ada di tasku, kan?" Anggukan Bagas tidak dipedulikan karena ia asyik mengaduk isi tas. Saat nyala sempurna, Ella langsung utak-atik isinya selama dua menit, sampai menunjukkan pada kami sebuah video.
Video itu adalah ritual sekte yang aneh untuk ukuran sebuah tradisi etnik. Sampai ada bagian memutari pria-pria bertelanjang dada -- tapi masih pakai kolor -- dengan kuda lumping dan cambuk kobaran api. Terakhir, leher mereka diberi tato yin dan yang dari stempel panas. Aku sama Mas Danar sampai merinding.
"Jadi ...." Bagas akhirnya memberanikan diri untuk cerita. "Lo inget, Nir, waktu diajak sama temen lo si Yudhis yang ke Semarang buat hunting foto? Nah, sebenarnya si Danang itu maunya ngajak lo ke acara itu, eh malah ngajak gue buat dokumentasi. Walau hasilnya buram sih nggak masalah katanya. Beberapa tahun kemudian Danang mampir ke restoran terus bilangnya mau modalin, gue nggak jawab. Eh pas yang kedua sekitar sebulan setelah lo ke New York, dia datang lagi dong sampai bawa teman premannya itu dan masih maksa dengan tujuan sama. Gue bilang aja nggak, karena deal duluan sama Grup Prasetja. Maklum, mereka juga punya perkebunan sayur mayur di Jawa Barat jadi terjamin segar bahan bakunya."
"Terus, tujuan lo kasih rekaman ini ke gue apa, Gas?" tanyaku sambil pinjam flashdisk Mas Danar buat salin video aneh ini.
"Pertama, gue takut banget restoran gue diancam aneh-aneh, secara waktu Andri cek latar belakang segala macam ternyata Danang dibeking Grup Martadinaja, kalau beneran terjadi gue mau lo jadi bagian tim legal restoran. Tenang, soal biaya, ada kok. Kedua, dia masuk Daftar Pencarian Orang aja sudah meresahkan, gue harap rekaman ini bisa bantu dia ketangkap lagi. Apa lagi waktu lo jadi trending topic soal kumpul kebo ini. Gue yakin ini ulah Danang walau caranya beda."
"Kalau yang pertama sebenarnya gue bisa, tapi nanti barengan sama Ronald temen gue. Yang kedua, terima kasih atas bantuan lo, Gas. Mungkin ini bisa jadi petunjuk buat mancing si Anjing Gila keluar dari kandang. Sisanya bicarain di kantor gue aja minggu depan, oke?"
Bagas mengangguk pelan. Sementara Mas Danar mencabut diska lepas begitu transfernya selesai.
"Mas Danar, ukuran cincinnya Nira tuh sembilan, bukan sebelas," celetuk Ella tiba-tiba yang bikin aku buru-buru selipin kalungnya dibalik pakaian rumahanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embracing Dawn (T) | ✓
Storie d'amore[LOVE ACTION UNIVERSE #2] DAFTAR PENDEK THE WATTYS 2021 READING LIST WATTPAD ROMANCE ID - Dangerous Love DESEMBER 2021 (BUKAN KARYA PLAGIAT) Walau ini bukanlah pertemuan pertama mereka, tapi masing-masing mulai menyadari bahwa satu-satunya jalan un...