Minato berjalan ke sana ke mari sembari menimang bayi mungil di gendongan. Sesekali ia menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. Duduk sebentar, sebelum kemudian kembali berdiri dan mondar-mandir.
Fugaku yang sedari tadi memperhatikan tingkah Minato mengernyitkan alis heran. Pasalnya, sejak Sasuke pamit pulang kembali ke Jepang, Minato terus gelisah seakan ada yang mengganggu pikirannya.
Diraihnya tangan Minato kemudian menariknya pelan, menuntunnya untuk duduk di sampingnya.
"Duduklah," ucapnya saat Minato menatap padanya.Minato tanpa banyak bicara mendudukkan diri di samping Fugaku. Ia kembali menatap besannya itu saat Fugaku mengambil alih anak angkatnya kemudian menidurkannya dengan hati-hati di kasur bayi di atas sofa.
Setelah memastikan bayi mungil itu nyaman di balik selimut, Fugaku kembali mengalihkan atensinya pada Minato.
"Katakan padaku, apa yang membuatmu gelisah sedari tadi?"Helaan napas diembuskan, Minato menyandarkan diri ke sandaran sofa dan kembali menghela napas.
"Entah kenapa, setelah melihat ekspresi Sasuke saat pamit tadi membuat perasaanku jadi tidak tenang. Pikiranku sedari tadi tertuju pada anak cucu kita. Terutama pada Itachi, Kyuubi dan Yuuki–"Fugaku mengelus rambut Minato menenangkan.
"Kalau kau mengkhawatirkan mereka, bagaimana kalau kau coba saja telepon mereka?" Saran Fugaku.Minato sekali lagi menghela napas.
"Inginnya begitu, tapi ponselku sudah tenggelam ke dasar danau saat mencoba menolong Shina-chan. Boleh tidak kalau aku meminjam ponselmu dulu?"Fugaku menatap Minato intens untuk beberapa saat sebelum tangannya yang tadi mengelus rambutnya beralih menjadi menepuk pundaknya.
"Sayangnya ponselku juga sudah hancur terinjak."Minato menghela napas dan menutup wajahnya dengan lengan. Perasaannya sekarang semakin tidak tenang. Perasaan cemas mentelimuti hatinya. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi pada keluarganya di Jepang?
"Bagaimana kalau kita coba meminjam telepon pada Victor?"
Mendengar Fugaku kembali membuka suara, Minato menurunkan lengannya dan menatap Fugaku beberapa saat.
"Kau benar, kita harus meminjam telepon pada mereka."Minato berdiri dari duduknya, "Tolong jaga Shina-chan dulu. Aku akan meminjam teleponnya. Aku akan segera kembali."
Fugaku mengangguk sebagai balasan sebelum Minato berlalu dari hadapannya. Setelah Minato pergi, tatapan Fugaku berubah kosong seakan jiwanya telah pergi dari raganya.
"Itachi ...." gumamnya lirih.
======== 🍅🍊🍅🍊🍅🍊 ========
Desc : Naruto © Masashi Kishimoto
Yuri On Ice © Mappa(?) +
Mangakanya (saya lupa siapa
😅)Pict di mulmed adalah milik seseorang yang pernah menjadi partner RP-ku. Makasih buatmu yang udah mau bantuin aku. Kalo masih baca ceritaku ini. Aku minta izin pakai pict-nya. Mohon maaf enggak bisa minta izin langsung karena aku bingung mau ngontak ke mana.
Pair : SasuNaru, MenmaYuu, Victuuri dll.
Genre : Action, Romance, Drama
Rated : pokoknya untuk kalangan 17 tahun ke atas.========= Happy Reading ========
Menma berlari sekencang yang ia bisa. Dalam pikirannya hanya satu hal, menyelamatkan Yuuki dari segala macam bahaya. Di belakangnya, Futaru dan Mafu dengan setia mengikuti, walaupun dengan perbedaan panjang kaki yang mereka miliki dengan sang Ayah cukup membuat keduanya kerepotan mengimbangi langkah. Tapi sebisa mungkin mereka tidak sampai kehilangan jejak sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
missing child 2: the chain hate
Fanfictionkebencian adalah sesuatu yang misterius. kebencian membuat seseorang menjadi buta dan tuli. bagai sebuah rantai, kebencian itu terus terhubung, dari satu orang ke orang yang lain. terus menerus, tanpa ujung bagai sebuah lingkaran. Sasuke, merasa di...