chapter 10

2.4K 231 65
                                    

Desc:
- Masashi Kishimoto
- Gambar di mulmed bukan
  punyaku.

Pair: SasuNaru, MitsuBoru, dsb.

Rated: T

=======Happy Reading=======

Sasuke mengedarkan pandangan keseluruh sudut dapur yang hancur. Tak menemukan keberadaan Naruto, ia beranjak menuju sisi kiri dapur, dimana temboknya telah hancur, hingga menampilkan halaman samping rumah kediaman Uchiha. Sekali lagi, Sasuke mengedarkan pandangan di bagian luar dapur.

"Ugh.." sebuah suara membuat Sasuke semakin memicingkan mata, meningkatkan fokusnya pada setiap tempat yang tertangkap mata. Reruntuhan di sebelah kanan bergerak, Sasuke menatap tempat itu seksama dan mendapati sebuah tangan menyeruak dari dalamnya. Cincin emas yang melingkar di jari manisnya membuat Sasuke menyadari bahwa tangan itu adalah milik orang yang ia cari.

Dengan tergesa, ia menghampiri tangan itu dan tanpa membuang waktu menyingkirkan reruntuhan.
"Naruto, bertahanlah!" serunya panik. Orang-orang yang mendengar seruan sang kepala keluarga Uchiha, bergegas menghampiri tempatnya berada.

"Tousan! Ada apa?" tanya Menma yang tiba lebih dulu.  Hal pertama yang Menma lihat ketika sampai adalah sang ayah yang menarik sebuah tangan kemudian memeluk tubuh yang berhasil di keluarkan dari timbunan.
"KAASAN!!!" serunya melihat tubuh terkulai tak berdaya penuh debu dari sosok dalam pelukan sang ayah.

Naruto yang baru saja berhasil Sasuke keluarkan dari timbunan puing dapurnya tersenyum lemah sembari mengacungkan jari membentuk 'piece'.
"Aku.. Berhasil menghindar dari ledakan.. Langsung.." gumam sang blonde lemah. Sedetik kemudian ia tak sadarkan diri.

"Naruto! Bangun!" Sasuke menangkup wajah berlumuran darah itu dan memanggil namanya. Namun tak ada sahutan.
"Tousan, kita harus membawa Kaasan ke rumah sakit!" seru Naruko di sela isak tangisnya.
"Akan kusiapkan mobil." Iwabe dengan sigap bergegas ke bagasi untuk menyiapkan mobil milik keluarga Uchiha. Ia tidak menggunakan mobilnya karena ia sedang tak membawa mobil. Iwabe mengunjungi rumah sang calon istri menggunakan motor.

------------

Yuuki yang tengah membeli sekaleng minuman di mesin penjual minuman nyaris menjatuhkan kantong infusnya saat mendapati keluarganya kembali ke rumah sakit dengan salah satu mertuanya terbaring di dipan tak sadarkan diri. Ia langsung mendekati Menma begitu mereka melewatinya.

"Menma, ada apa? Kenapa Naru-Kaasan sampai terluka? Apa yang terjadi?" tanyanya pada sang suami. Menma merangkul Yuuki dan membawanya mengikuti yang lain menuju IGD. para suster membawa Naruto masuk untuk mendapat penanganan. Sementara ia menuntun Yuuki untuk duduk di ruang tunggu bersama dirinya dan yang lain.

"Yuuki, Kaasan baru saja terkena ledakan saat tengah memasak di dapur. Dari mana bom itu berasal dan siapa pelakunya aku tidak tahu." ujar Menma menjawab pertanyaan Yuuki sebelumnya.
"Ck, pelakunya sudah pasti mereka kan? Siapa lagi?" gerutu Yuuki sembari mengepalkan tangan kuat-kuat. Yuuki tanpa sadar meremas kantong infusnya.

Perlahan darah merembes dari sela jarum infus yang terpasang di tangan. Namun Yuuki tak memedulikannya, ia terlalu larut dalam praduganya terhadap pelaku pengeboman rumah.
"Sayang," Yuuki tersentak kala sepasang tangan besar menggenggam tangannya dengan lembut. Ia menatap Menma yang kini tengah melonggarkan genggaman tangannya pada kantong infus.
"Jangan sakiti dirimu sendiri. Semuanya akan baik-baik saja, jangan terlalu di pikirkan." Yuuki tersenyum menanggapinya.
"Semoga." gumamnya.

Naruko menekan icon telepon berwarna merah pada ponselnya untuk mengakhiri panggilan. Kemudian ia kembali ke ruang tunggu, dimana ayah dan yang lainnya menunggu.
"Tousan," panggilnya sembari mendudukkan diri di samping sang ayah.
"Menurut kepala pelayan, pagi tadi ada tukang service yang datang untuk memperbaiki kran wastafel yang rusak. Pekerjaan tukang sevice itu selesai 30 menit sebelum kita sampai di rumah." tutur Naruko.

missing child 2: the chain hateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang