DESC : Naruto dan Yuri! On Ice bukan punya saya
======= Happy Reading =======
Mobil hitam terparkir di tempat-tempat tersembunyi. Satu kilo meter dari sana, orang-orang berpakaian serba hitam bersembunyi di balik semak. Terpencar di beberapa bagian, memperhatikan bangunan tua yang menjulang tinggi.
Seorang pria berseragam polisi berdiri di antaranya. Keningnya mengerut mengamati para penjaga yang berlalu lalang di dalam gedung.
"Cukup ketat juga penjagaannya." Pria berambut putih dengan gigi tajam berdiri tepat di samping pria yang lebih muda."Ya, perlu rencana yang matang untuk menaklukan mereka semua." Pria lain berambut raven dengan beberapa helainya telah memutih menanggapi.
Iris berbeda warna menatap intens salah satu titik gedung. Tangannya bergerak, terangkat dan menunjuk lurus ke arah yang ia amati sedari tadi.
"Kita akan menyusup dari sana," ucapnya tanpa ragu.******
Yuuki menyuapi Shin dalam diam. Sesekali ia menghela napas. Pikirannya melayang pada orang-orang berharga yang saat ini tengah berjuang menghadapi kejahatan. Sedikit banyak ia merasa tidak tenang, ia ingin ikut bertarung.
"Mama, jangan berpikir untuk pergi ke sana juga."
Suara Shin mengintrupsi lamunannya, Yuuki mengerjap dan menatap anaknya dengan senyum teduh.
"Tentu tidak, Mama akan tetap di sini untuk menjagamu." Diusapnya rambut jabrik sang anak.Shin menatap pria yang melahirkannya itu tanpa mengatakan apa pun lagi. Ia tahu jika sang ibu tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi ia tidak ingin memaksa orang tuanya itu untuk memberitahunya. Biarlah ibunya itu yang mengatakan sendiri padanya.
Yuuki tiba-tiba berdiri dari duduknya, membuat Shin mendongak dan menatapnya bingung.
"Mama mau ke toilet dulu." Lelaki itu melenggang tanpa menunggu jawaban sang anak.
Dalam diam, Shin memencet tombol dari sebuah alat yang sedari tadi ia genggam. Tidak butuh waktu lama, datang seorang pria tinggi besar berjubah hitam.
"Juugo-san, tolong awasi Mama. Jika beliau melakukan hal nekat, segera hubungi saya.""Baik." Pria itu membungkuk hormat sebelum pamit menjalankan perintah.
Shin menghela napas, entah kenapa perasaannya luar biasa tidak enak. Ia menoleh ke luar jendela, mengamati awan yang sudah mulai menghitam karena berat uap air yang semakin mendekati titik jenuh. Helaan napas ia embuskan untuk menenangkan hati, walau hal itu sama sekali tidak berpengaruh.
"Papa ... tolong jaga Mama."
*****
Menma sama sekali tidak mengerti kenapa ia berada di sini. Seingatnya, ia sedang mengintai markas musuh untuk persiapan penyerangan. Tapi sekarang, ia berada di luar rumahnya dengan sesosok bayi mungil di gendongan.
Ia mendongak dan mendapati langit malam menaungi bumi. Bulan purnama malam ini begitu indah, berpendar cahaya kebiruan yang memantul di wajah rupawan dari seorang lelaki dewasa yang tengah menggendong tubuh mungil yang bergerak kecil mencari kenyamanan ditubuh yang tengah merengkuhnya.
"Kau begitu mungil, kau masih sangat rentan tapi senyummu juga menunjukan betapa kuatnya dirimu," ucapnya sembari mengelus lembut surai lembut sang anak yang terlelap dengan senyum damai di wajahnya, begitu polos, belum mengenal gelapnya dunia, bagai kapas putih nan lembut. Dengan penuh kasih Menma menimang lembut tubuh mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
missing child 2: the chain hate
Fanfictionkebencian adalah sesuatu yang misterius. kebencian membuat seseorang menjadi buta dan tuli. bagai sebuah rantai, kebencian itu terus terhubung, dari satu orang ke orang yang lain. terus menerus, tanpa ujung bagai sebuah lingkaran. Sasuke, merasa di...