Mobil berisikan dua orang lelaki berbeda umur itu melaju membelah jalan sepi tanpa penghuni, tanpa bangunan. Yang ada hanyalah pepohon hijau yang rindang.
"Tousan, itu mobil kaasan!" seorang bocah berseru sembari menunjuk pada mobil yang ringsek akibat menghantam pohon. Orang dewasa yang dipanggil tousan oleh si bocah menghentikan laju mobil dan bergegas keluar.Pria dewasa itu menghampiri mobil untuk memeriksa, apakah orang yang mereka cari ada disana atau tidak. Namun nihil, tak ada seorangpun di dalam sana. Ada dua kemungkinan yang bisa ia simpulkan melihat situasi ini. Yang pertama, orang yang ia cari berhasil melarikan diri dan para pengejar masih mencari mereka. Yang kedua adalah kemungkinan terburuknya, mereka tertangkap oleh pengejar itu.
Pria dewasa itu mengacak surai ravennya frustasi. Tak habis pikir dengan apa yang terjadi pada kehidupan keluarganya. Mereka polisi, tapi nyatanya malah mereka yang seperti seorang buronan. Hidup tidak tenang dibayangi perasaan terancam dari orang yang bahkan tak ia ketahui rupanya.
Ia termenung kala mengingat bahwa semua kekacauan ini terjadi akibat dirinya. Ia merutuki semua perbuatan kejam yang dulu ia lakukan pada orang tak bersalah, pada keluarganya. Jika saja dulu ia bukan orang lemah yang mudah dipengaruhi, mungkin kejadian seperti ini takkan pernah terjadi.
"Tousan! Aku menemukan dimana Kaasan berada!" Pria dewasa itu menghampiri sang anak.
"Dimana?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Mereka berada diarah jam dua. Seratus meter dari sini."===========================
Desc : Masashi Kishimoto
Pair : SasuNaru, MitsuBoru, and other.
Rated : T
========Happy Reading======
Dengan bantuan alat pelacak yang diciptakan oleh Shin, mereka mencari Yuuki dan kedua orang lainnya. Mereka menerobos semak belukar yang menghalangi jalan, sekeliling mereka kini tak ada jalanan beraspal, yang ada hanyalah pohon, semak, dan hewan-hewan kecil yang bergerak bebas. Ya, mereka berada di hutan, pinggir hutan lebih tepatnya.
"Masih jauh?!" tanya Menma sembari berlari.
"Tidak, mereka di depan sana!" Shin menunjuk ke arah depan, dimana semak menyerupai dinding terlihat begitu tinggi, hampir menyamai tinggi Menma.DOR!!
"YUUKI!!!"
Menma dan Shin tersentak saat terdengar suara tembakan disusul suara teriakan Kiba dan Gaara yang memanggil Yuuki. Keduanya mempercepat lari dan menerobos semak. Tiba disebrang semak itu, Menma melihat dengan jelas Yuuki tergeletak di tanah dengan tangan dan dahi yang berlumuran darah. Di depan sosok Yuuki, Kiba dan Gaara membuat gestur melindungi. Mencegah orang-orang kejam itu menyakiti Yuuki lebih dari ini.
Murka, Menma menatap geram pada gerombolan orang berjas hitam itu. Dengan gerakan cepat, ia menarik pistol diikat pinggangnya. Tanpa ragu, Menma menembaki musuh-musuhnya hingga lumpuh. Hanya lumpuh, karena ia sudah berjanji pada Yuuki untuk tidak membunuh lagi.
Dalam waktu singkat, musuh mereka tak tersisa satupun. Rasa marah masih Menma rasakan walaupun telah berhasil menumbangkan. Ia nyaris mengangkat pistol kembali untuk menghabisi mereka kalau saja suara Kiba tidak menyadarkannya.
"MENMA!! YUUKI MEMUNTAHKAN DARAH! KITA HARUS MEMBAWANYA KE RUMAH SAKIT!" teriakan tersebut sukses melenyapkan amarah dalam diri Menma, berganti menjadi perasaan cemas. Ia berbalik menghampiri Yuuki yang terbaring dengan napas tersengal. Menma membimbing Yuuki untuk duduk, lalu ia memposisikan Yuuki bersandar padanya hingga kini ia setengah duduk.
Setelah dirasa posisi Yuuki pas, Menma membuka beberapa kancing kemeja Yuuki.
"Kau sedang apa, Menma?" tanya Kiba bingung.
"Aku sedang melakukan pertolongan pertama pada istriku. Sesak napasnya akan membahayakan Yuuki jika tidak segera diberi pertolongan." jawab Menma yang kini membimbing Yuuki yang mulai sadarkan diri untuk mengatur napas.
"Shin, kau bawa air hangatkan? Berikan itu pada Kaasanmu secara perlahan." perintahnya pada sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
missing child 2: the chain hate
Fanfickebencian adalah sesuatu yang misterius. kebencian membuat seseorang menjadi buta dan tuli. bagai sebuah rantai, kebencian itu terus terhubung, dari satu orang ke orang yang lain. terus menerus, tanpa ujung bagai sebuah lingkaran. Sasuke, merasa di...