chapter 12

1.8K 167 21
                                    

Desc: Naruto dan Yuri!! On Ice bukan milikku.

Pair: MitsuBoru, SasuNaru, dll

Rated: Semi M

======= Happy Reading ======

Naruko menghela napas untuk kesekian kalinya. Sudah 24 jam terlewati sejak anak angkat kakeknya hilang dibawa oleh Shion, dan sampai saat ini ia beserta yang lainnya belum juga mendapatkan petunjuk mengenai keberadaan bayi mungil itu.

'Seandainya aku dapat sedikit saja petunjuk, mungkin pencarian lokasi musuh takkan sesulit ini,' batinnya.

Berbagai cara telah ia lakukan, namun sampai sekarang, hasilnya belum juga ia dapatkan. Bahkan peretasan tingkat tinggi pun tak berhasil.
'Sial!' makinya dalam hati sembari menggeram. Tangan tan-nya meremas catatan yang baru saja ia buat dan melemparnya ke tong sampah.

"Naruko-Sensei, Anda sedang apa?"

Naruko tersentak kaget, kemudian ia menoleh dan mendapati Shikadai—salah satu muridnya— berdiri di ambang pintu.

"Ah, kau rupanya. Aku sedang memeriksa tugas kalian," jawab Naruko sembari diam-diam menyingkirkan selembar kertas berisi daftar metode penyelidikan.

"Oh, begitu rupanya. Apakah ada yang bisa saya bantu, Sensei?" tanya Shikadai sembari menguap.

Naruko menghela napas,
'Apa anak jenius memang selalu seperti ini?' keluhnya dalam hati.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Shikadai memang orang yang jenius, sangat jenius malah. Di umurnya yang baru menginjak tahun ke-13, ia sudah duduk di bangku kelas dua SMA. Selain itu, nilainya pun selalu yang tertinggi.

Yang membuat Naruko tak habis pikir adalah, kenapa orang jenius yang ia temui kalau tidak hobi menguap, pasti minim ekspresi, huh! Yah, kecuali dirinya yang mewarisi sifat ceria Kaasannya sih.

"Sensei?" panggil Shikadai lagi saat tak mendapat jawaban dari gurunya itu.

Naruko tersentak kaget,
"Ah, ya, tadi kau bertanya apa?" balas Naruko sembari menatap murid laki-lakinya itu.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Shikadai sekali lagi.

Naruko tersenyum kemudian menggeleng,
"Tidak ada."

Sesaat setelah Naruko menjawab, bel pertanda waktu istirahat usai membuat Naruko langsung bangkit dari duduknya.

"Sudah waktunya masuk. Shikadai, kau segeralah kembali ke kelasmu," perintah Naruko.

Shikadai mengangguk,
"Anda sendiri mau ke mana?" tanya Shikadai, menatap heran guru favoritnya itu terlihat tergesa-gesa.

"Uh, aku mau mengajar, tentu saja. Kau tahulah kelas di sebelah kelasmu itu seperti apa. Jika aku tidak segera masuk, mereka akan menghancurkan seisi kelas," keluhnya.

Shikadai menghela napas. Ya, ia tahu betul seberapa kacaunya kelas itu, isinya berandalan semua. Mereka susah di atur, pembuat onar, melanggar peraturan, dan masih banyak lagi kenakalan yang sudah mereka lakukan. Tapi hebatnya, hanya Narukolah yang bisa mengatur mereka.

"Ya sudah, aku pergi duluan, kau segeralah kembali ke kelasmu!" Naruko berseru sembari berjalan—setengah berlari— melewati Shikadai. Tanpa menyadari, ia baru saja menjatuhkan selembar kertas.

Setelah Naruko pergi, Shikadai masih berdiri di posisinya. Ia menatap lurus pada selembar kertas yang tergeletak di lantai. Shikadai melangkahkan kaki mendekati kertas itu dan mengambilnya.

missing child 2: the chain hateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang