Desc: masashi kishimoto
Pair: mitsuboru, sasunaru dll.
Rated: M
=======happy reading=======
Boruto menatap takjup rumah mewah kedua orang tuanya. Setelah perundingan singkat mengenai orang - orang yang telah menculiknya. Sang ayah memintanya untuk pulang saja ketimbang kembali ke tempat Mitsuki dan Toneri. Bukan karena kedua orang tuanya tak lagi memercayai ayah dan anak itu, justru mereka memintanya untuk tidak tinggal lagi di rumah Mitsuki dan Toneri demi keselamatan keduanya.
"Mereka sudah tahu kalau kau adalah anakku, besar kemungkinan mereka akan mengincarmu lagi. Kalau kau masih berada disana, kau akam menyeret mereka berdua pada bahaya" itulah yang Sasuke katakan. Dan Boruto setuju. Karena itu, disinilah mereka."Ini rumah kalian, tousan? Kaasan?" tanya nya. Naruto megangguk.
"Ini rumahmu juga, Boruto" balas Sasuke. Sang ayah mengajaknya untuk masuk ke dalam. Ia, Naruto, Menma dan Mitsuki mengikuti langkah Sasuke dari belakang. Yang diikuti mendengus, lalu ia menarik lengan Naruto dan membawanya untuk berjalan berdampingan."Aku bukan tour guide kalian, asal tahu saja" Naruto terkekeh mendengar gerutuan suaminya. Dipeluknya lengan Sasuke erat, sudah lama sekali ia tidak bersikap manja pada suami tercinta. Menma tersenyum melihat tingkah kedua orang tuanya yang tidak berubah sama sekali dari dulu.
"Sasuke-jiisan sudah pul— TOUSAN!!!" perkataan datar Shin berubah menjadi teriakan gembira saat melihat sang ayah berdiri di belakang kakeknya. Ia berlari dan menerjang sang ayah. Kedua lengannya melingkari pinggang Menma.
"Aku rindu tousan.." lirihnya. Pada awalnya menma terkejut. Tapi sedetik kemudian ia tersenyum lembut. Di usapnya surai raven sang anak penuh kasih sayang.
"Aku terkejut kau bisa langsung mengenaliku. Padahal ini adalah kali pertama kita bertemu secara langsung" ujar Menma.
"Itu karena aku sering melihat foto tousan dari kaasan. Lagipula aku tahu, tousan selalu memperhatikan kami dari jauh. Jadi, walaupun tousan tidak tinggal disini. Aku selalu melihat tousan" ungkap sang anak. Menma terkekeh, benar dugaannya, Shin mewarisi ke jelian ibunya.'Ah, tidak. Kurasa shin jauh lebih jeli dari pada Yuuki. Buktinya shin bisa mengetahui keberadaanku selama ini. Sementara istriku itu sama sekali tidak menyadarinya' batin menma sembari mendengus.
Naruto menatapi dua laki - laki berbeda umur yang tengah saling berpelukan itu. Dalam hati ia bertanya - tanya. Siapa gerangan bocah tampan yang memeluk anaknya itu?
"Dia cucu kita, dobe" bisik Sasuke tepat di telinga naruto. Seakan tahu isi pikiran sang pendamping hidup. Naruto menatap Sasuke meminta kepastian. Karena selama ini ia belum pernah menatap wajah cucu pertamanya itu.
Pernah sih sekali, saat shin masih bayi. Itupun tidak terlalu jelas, karena dia hampir saja ketahuan oleh Sasuke yang saat itu memang sedang berada dirumah menemani menantunya.
"Benarkah?" tanya nya. Sasuke mengangguk. Selihat itu, senyum Naruto terkembang dengan lebarnya. Ia berjalan menghampiri kedua ayah dan anak yang masih berpelukan itu. Mendengar suara langkah kaki sedikit tergesa menghampirinya, Shin melepaskan pelukan sang ayah dan berbalik.
Saat itulah ia terperangkap dalam dekapan Naruto. Terkejut, Shin menatap menma yang tersenyum padanya.
"Dia Naruto, kakekmu yang lain. Dialah yang telah melahirkan tousan" jelas Menma. Shin mengangguk, dibalasnya pelukan Naruto sama erat.
"Baasan..." panggil shin. Naruto tersentak. Ia mengerucutkan bibirnya kesal mendengar panggilan sang cucu."Jiisan, shin. Bukan baasan" protesnya. Shin dengan polosnya memiringkan kepala kekanan.
"Tapi, baasan kan yang melahirkan tousan. Jadi baasan itu kaasannya tousan. Itu artinya baasan itu baasannya aku" celoteh sang cucu. Bibir Naruto semakin mengerucut.
"Ish, dasar kau cucu durhaka. Sudah kubilang panggil aku jiisan saja." gerutu Naruto sembari menarik kedua pipi shin hingga melar.
KAMU SEDANG MEMBACA
missing child 2: the chain hate
Fanfictionkebencian adalah sesuatu yang misterius. kebencian membuat seseorang menjadi buta dan tuli. bagai sebuah rantai, kebencian itu terus terhubung, dari satu orang ke orang yang lain. terus menerus, tanpa ujung bagai sebuah lingkaran. Sasuke, merasa di...