"APA? SASUKE-TOUSAN, FUGAKU-JIISAN DAN MINATO-JIISAN PERGI KE RUSIA UNTUK MENGEJAR SHION?" teriak Yuuki tak percaya.
Sementara Menma menghela napas, tak habis pikir dengan ayah dan kakek-kakeknya itu. Mereka sudah tua, sangat tua untuk kedua kakeknya itu, tapi tetap saja, mereka tidak bisa diam.
"Kenapa mereka tidak mengirim kami saja ke sana? Atau paling tidak anak buahnya yang masih muda. Kenapa harus pergi sendiri. Ya ampun, mereka itu sudah tua," keluh Naruko.
Itachi dan Kyuubi mengangkat bahu. Dalam hati sedikit bersyukur tak ikut mereka bertiga. Kalau tidak, bisa dipastikan mereka pun akan jadi bahan omelan Yuuki, Menma serta Naruko.
Boruto memandangi satu persatu orang dewasa yang tengah mengomel itu dalam diam. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan berjalan menjauhi orang-orang dewasa itu. Ia lebih memilih bergabung bersama Shin, keponakannya daripada dipandangi atau di-deathglare oleh pengunjung lain karena merasa terganggu.
"Sedang apa?" tanyanya pada Shin.
Putra dari Menma itu mengalihkan tatapan dari laptop pada pamannya sekilas, lalu kembali fokus menatap layar benda persegi di pangkuannya itu.
"Sedang merangkai desain senjata baru," jawabnya kemudian.
Boruto melongok ke arah layar laptop keponakannya dan seketika kagum melihat gambar rangkaian pistol di laptop itu.
"Kau biasa merancang senjata, ya?" tanya Boruto kagum."Ya, persenjataan kepolisian Konoha yang saat ini dipakai, semuanya rancanganku," balas Shin, membuat Boruto semakin kagum.
"Kau benar-benar jenius! Kalau aku, keahlianku hanya berkelahi, sama sekali tidak bisa menggunakan otak sebaik dirimu." Boruto tersenyum lebar saat memuji Shin.
Shin sendiri langsung menatap pada pamannya itu setelah mendengar pujian darinya.
"Aku hanya bisa menggunakan otakku untuk membantu orang tuaku. Sementara keahlian bela diriku tak ada sama sekali. Aku tak bisa turun tangan langsung ke medan pertarungan," keluh Shin dengan wajah sedih.Sebuah tepukan di kepala mereka membuat obrolan Shin dan Boruto terhenti, mereka berdua menatap pada Mitsuki yang kini mengacak-acak rambut mereka.
"Kalian itu masih anak-anak, tak perlu sedih karena tak bisa membantu dalam kasus ini. Yang harus kalian pikirkan saat ini hanyalah sekolah, belajar yang giat. Dan khusus untukmu, Boruto, pikirkan juga lamaranku beberapa waktu lalu."
Mendengar kalimat terakhir dari Mitsuki, Boruto secara refleks menginjak kaki pria berumur 20 tahun itu sekuat tenaga.
"Jangan mengatakan sesuatu yang dapat membuat orang berpikir kalau kau itu pedophil, Mitsuki-nii. Aku baru berumur 10 tahun, masih lama untukku menikah!" protes Boruto dengan wajah merah padam.Mitsuki terkekeh dan mencubit gemas pipi Boruto.
"Tolong jangan bermesraan di depqn anak berumur tujuh tahun, Paman." Dengan nada datar khas Uchiha, Shin menyela. Membuat wajah Boruto semqkin memerah dan Mitsuki yang tertawa.
============================
DESC : Naruto dan Yuri!! On Ice bukan milik Author.
Pair : SasuNaru, MitsuBoru dll.
Rated : T (suatu saat bisa berubah menjadi M)
====== Happy Reading ======
"Kurang ajar!" Inojin membanting ponselnya hingga pecah berkeping-keping sesaat setelah ia membaca email yang baru saja diterimanya dari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
missing child 2: the chain hate
Fanfictionkebencian adalah sesuatu yang misterius. kebencian membuat seseorang menjadi buta dan tuli. bagai sebuah rantai, kebencian itu terus terhubung, dari satu orang ke orang yang lain. terus menerus, tanpa ujung bagai sebuah lingkaran. Sasuke, merasa di...