chapter 2

3K 276 60
                                    

Desc: masashi kishimoto

Pair : sasunaru, mitsuboru dll

Rated: T

========happy reading=======

Naruto dan menma saat ini tengah mengamati kegiatan naruko di tempat kerjanya dari jauh. Sebuah sekolah elit bertaraf internasional. Naruto tersenyum bangga. "Lihatlah adikmu itu, menma. Sekarang ia sudah menjadi seorang guru yang di hormati bahkan oleh kepala sekolah karena kecerdasannya. Sebagai orang tuanya, Aku benar - benar bangga padanya" menma tidak bisa menahan dirinya untuk ikut tersenyum. "Kau benar, kaachan. Tapi sebenarnya aku kurang nyaman melihatnya sesukses ini" naruto mengerutkan keningnya bingung sembari menatap menma. "Kenapa begitu?" tanya nya. Menma menghela napas. "Melihat naruko sesukses ini, membuatku sadar bahwa aku sudah tua" keluhnya. Naruto berdecak, "kalau kau sudah tua, lalu kaachanmu ini apa? Huh? Manula?" menma terkekeh saat melihat ibunya mempoutkan bibirnya. "Kalau tingkah kaachan seperti ini, tidak akan ada yang mengira bahwa umur kaachan sekarang sudah 57 tahun." naruto mendengus geli.

"Sudah saat nya kita kembali ke tempat persembunyian kita, menma. Sebelum ada yang melihat kita di sini." naruto berbalik dan berjalan lebih dulu meninggalkan bukit yang sedari tadi menjadi tempat mereka mengawasi naruko. Menma tidak langsung mengikuti ibunya. Ia masih menatap adik pertamanya itu lembut. Menma benar - benar merindukan adik perempuannya itu. Sudah lama sekali ia tidak melihat senyum cerah turunan kaachannya pada naruko. Dulu, sebelum mereka terpisah seperti ini, naruko merupakan duplikat sempurna dari kaachannya, dengan rupa yang sama dan sifat cerianya yang sama pula. Tapi sejak menma, ibu dan adiknya tidak lagi bertemu dengannya. Sifat naruko sama dingin dan tenangnya seperti sasuke.


Bruak!

Menma terlonjak kaget saat mendengar suara sesuatu terjatuh, dan saat ia menoleh ke asal suara, ia melihat naruto tengah berguling di tanah menghindari injakan beberapa orang berpakaian hitam yang entah sejak kapan berada di sana. Menma maju kedepan, lalu ia membidikkan pistol miliknya pada orang - orang itu. Sembari melakukan tembakan beberapa kali pada si penyerang, menma maju dan menolong naruto bangkit. Naruto sendiri mengambil sebuah kerikil dari tanah dan melemparkannya pada sebuah sarang lebah di atas pohon. Membuat sarang itu hancur dan para lebah berhamburan keluar. "Ayo kita pergi, menma!" Naruto dan menma berlari menjauhi para penyerangnya yang tengah kewalahan oleh serbuan sekawanan lebah akibat ulah naruto.


"Kejar mereka!" salah satu dari mereka berseru. Naruto mempercepat larinya menghindari kejaran orang - orang tidak di kenal itu. "Bagaimana bisa mereka tahu kita belum mati dan ada disini?!" seru menma tidak habis pikir. "Kaachan juga tidak tahu. Mereka sudah mengepung kita saat kaachan berbalik!" balas naruto. Mereka merunduk saat sebuah bangku taman melayang menuju kepala mereka. Ibu dan anak itu sibuk mengelak di sela berlarinya, tanpa sadar mereka berlari ke arah yang berbeda. Mereka berdua terpisah.

---------

Naruko baru saja menyelesaikan kelasnya, saat tanpa sengaja tatapannya tertuju pada sebuah bukit yang terlihat dengan jelas dari kelas yang tengah ia ajar. Ia membelalakan matanya tidak percaya. Di sana, ia melihat seseorang yang begitu ia rindukan sepuluh tahun belakangan ini, orang itu tengah baku hantam dengan beberapa orang berpakaian hitam. Naruko yakin orang yang ia lihat adalah orang yang selama ini hilang dari hidupnya. Apalagi saat hoodie berwarna orange yang orang itu kenakan terlepas dari kepalanya dan menampilkan surai pirang yang sama persis dengan miliknya. Seseorang berhoodie hitam tampak terlihat membantu si pirang berdiri.
Wajah orang berhoodie hitam itu dengan sangat jelas terlihat oleh naruko. Membuatnya semakin membelalakan matanya tak percaya.



missing child 2: the chain hateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang