Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I need you
✩｡:*•.──────────.•*:｡✩
' Felix-shii?'
Terbuntang kedua belah biji mata ku lalu aku terus menoleh ke belakang.
"Hello? Miss...?" Panggil Felix.
Dia mengharap itu wajah yang sama di dalam ingatannya baru-baru ini.
"Jeosonghamida! (Im sorry)" aku menunduk dan menoleh ke belakang dengan pantas.
Lalu aku terus melarikan diri.
"Yah! Ahgashi!" Felix cuba menarik tangan ku namun...
*Felix Pov*
' Huh! What's going on?'
Tiba-tiba saja tangan ku menembusi gadis itu. Akibat terkejut yang amat, aku terjatuh dan tali Berry terlepas begitu saja.
"Andwaee Berry! Stay there!"
Pantas aku bangun untuk mengejar satu-satunya peninggalan arwah Uncle Jae.
"Arhhhh!!" Aku terjatuh mencium tanah. Sekali lagi tangan ku tidak dapat berfungsi.
"Kenapa ni?" Berkerut seribu dahi ku. Tetapi wajah ku berubah melihat Berry berlari ke jalan.
PIIINNNNNNNNN
"BERRY STOP!!"
"Woof woof!"
"Andwae Berry!!" Runa turut terjerit tanpa sengaja.
BREEEEKKKKKKKK
Perlahan-lahan aku membuka mata ku. Kelibat pemandu kereta keluar dan memeriksa keadaan.
"Berry?"
"Ahgashi, gwenchanaseyo? (Miss, r u oky?)"?Soalan pemandu itu membuat aku terkejut dan terus berlari ke arah kereta.
"Berry? Are you okay?"
"Woof woof!" Berry yang berada di dalam pelukan gadis itu menyahut panggilan ku.
"Saya minta maaf ye" mohon pemandu tadi.
"Tak apa, anjing saya yang tiba-tiba berlari ke jalan" ujar ku lalu pemandu itu meminta diri.
"Anjing awak ke?" Soalnya lembut.
Matanya yang bersinar memandang ku, memberi impak aku terpaku.
"Daa... dae, anjing saya, berry"
Gadis itu mengangguk dan tersenyum bermain bersama Berry.
*Runa pov*
' siapa gadis tu?' Soal ku sambil mengeluh. Hati merasa cemburu tanpa alasan.
