"Masih nggak ada kabar?" Tanya Vivianne
Clarissa menggeleng pelan, kembali membenarkan kacamata nya yang turun dari pangkal hidungnya
"Lo udah ngechat dia kan?"
"Udah" jawab Clarissa singkat setelah menghela nafasnya
"Berapa kali? Lo coba telfon juga nggak?"
Clarissa cuma mengendikkan bahunya
"Lo kenapa sih Ca? Kok lo jadi gitu sama Chandra" tanya Vivianne yang bingung sama sifat Clarissa yang keliatan nya bodoamat sama keadaan Chandra
"Gue cuma nggak mau ganggu Ann. Dia disana kan kerja juga"
"Ya lo tanyain kerjaan nya kek, kalau lo nggak tau mau nanya apa kan lo bisa nanyain kabarnya, atau apa kek basa basi"
"Tapi--"
"Ini bukan jam kerja gue jadi sekarang gue mau marahin lo"
"..."
"Sekarang lo pikirin, dari rumah Chandra ke apart lo itu jaraknya lumayan jauh Ca, Mahesa aja kadang ngeluh karena kantor gue kejauhan dari rumah. Chandra dateng ke apart lo bukan buat liatin lo sibuk sama kerjaan lo, lo nggak boleh kaya gitu Ca. Lo nggak tau se-ngarep apa Chandra pas dia dateng ke apart lo, dan lo liat sesibuk apa dia sekarang tapi selalu nyempetin waktu buat ketemu sama lo. Chandra ngelakuin itu buat lo tapi kenapa lo nggak ngelakuin hal yang sama?" Tutur Vivianne dengan hati hati tapi cukup membuat Clarissa tertegun
Clarissa terdiam. Dia sendiri nggak sadar kalau Chandra ternyata udah cukup sabar menghadapi Clarissa yang terkesan nggak terlalu memperhatikan orang disekitarnya.
Tapi masalahnya ini Chandra. Chandra bukan orang lain buat Clarissa, dia bukan lagi sahabat melainkan seorang pacar buat Clarissa.
Clarissa terlalu cuek sampai lupa kalau sabar juga ada batasnya. Udah cukup buat Chandra sabar selama ini, dia udah sabar banget nahan perasaannya selama mereka sahabatan, Chandra kira kalau mereka pacaran, dia nggak perlu lagi nahan perasaan suka nya. Tapi Chandra salah, dia harus nahan rasa kesal karena sifat cuek Clarissa sekarang
Clarissa jadi paham. Dia terlalu sibuk bersikap untouchable sampai lupa kepada siapa dia harus melakukan hal itu. Tentu saja bukan untuk Chandra
"Ca"
"Hm" jawab Clarissa yang tersadar dari lamunannya
"Lo bosen sama dia?" Tanya Vivianne yang membuat Clarissa membulatkan matanya lalu menggeleng pelan
"Kalau gitu perjuangin. Nggak usah cuek gitu, lo boleh prioritasin kerjaan lo tapi jangan sampe lupa sama dia gini. Lupa lo nunggu 7 tahun buat siapa? Udah dapet malah didiemin"
Clarissa tersenyum simpul
"Lo ngomel mulu" jawab Clarissa
"Ya lo kalau nggak diomelin malah ngelunjak ibu bos!!!" Kata Vivianne dengan suara yang meninggi masih terdengar seperti candaan
"Babe, she's your boss" kata Mahesa yang lewat di depan mereka dan berjalan kearah dapur
Clarissa memang lagi berkunjung kerumah Vivianne, sengaja memang mau curhat tentang Chandra. Vivianne yang nyaranin sebenernya, soalnya Clarissa memang belum pernah mampir.
Tentu saja Clarissa datang dengan membawa buah tangan. Clarissa sempat bingung mau beliin Vivianne furniture apa, tapi akhirnya pilihan nya jatuh pada boneka penguin berukuran sedang. Sebenernya Clarissa beli itu karena dia suka aja, lagian dia bingung mau beli apa.
Sebagai tambahan nya seperti biasa, satu porsi batagor.
"Iyaa maaf" kata Vivianne pada Mahesa bukan pada Clarissa
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Metanoia | Haechan
أدب الهواة"7 years of waiting, feels so worth it" Metanoia: (n.) The journey of changing one's minds, heart, self and way of life. The part of CaChan Universe