"Hai Ca!" Sapa Vivianne dari ambang pintu ruangan Clarissa di kantornya.
"Heh! Lo ngapain kesini?!" Tanya Clarissa panik melihat Vivianne datang ke kantornya disaat dia lagi hamil besar kaya gini.
Terhitung udah 3 bulan semenjak Vivianne ambil cuti dan akhirnya resign juga karena intruksi sang suami, Mahesa bilang kalau Vivianne nggak perlu kerja lagi karena Mahesa bisa menjamin kebutuhan hidupnya kok. Entah bagaimana, akhirnya Vivianne setuju dengan hal itu, tentu saja dengan beberapa perdebatan karena Vivianne juga suka dengan pekerjaan nya. Sampai akhirnya Mahesa memberi alasan tentang kesehatan anaknya yang ada di perut istrinya itu, dan "iya aku bakal resign" Menjadi jawaban Vivianne saat itu.
Mahesa tau kalau Vivianne gampang ngerasa bosen kalau berdiam diri aja dirumahnya, tapi nggak harus dengan kerja juga karena itu hal yang berat untuk dilakukan oleh fisik dan pikirannya. Mahesa cuma nggak mau Vivianne kenapa napa.
Clarissa juga mengiyakan intruksi Mahesa, cewek itu setuju kalau Vivianne memang seharusnya udah nggak bekerja disaat saat hamil besar kaya gini, mungkin bisa saat sudah lahiran nanti, tapi persetujuan mereka adalah Vivianne nggak diizinkan untuk bekerja lagi.
Mau nggak mau, Clarissa mencari pegawai baru yang bisa menggantikan posisi Vivianne, untung aja ada Chandra yang membantu mencarikan pekerja yang kompeten dan nggak terlalu kaku untuk jadi tangan kanan nya Clarissa. Dia perempuan bernama Tania yang biasa disebut Anya oleh Clarissa.
"Ya gapapa, gue mau main aja bosen dirumah mulu" Kata Vivianne yang secara perlahan berjalan menuju sofa dan mendudukkan dirinya disana.
Sebelum Clarissa ikut duduk di sofa bersama Vivianne, cewek itu menekan interkom di mejanya seraya berbicara dengan Anya di sambungan itu. Meminta tolong membuatkan teh hangat untuk Vivianne, nggak tau kenapa, tapi mungkin ini salah satu reflek nya Clarissa.
"Reflek lo kalau ada tamu langsung dibuatin teh ya? Keliatan banget mantan PMR nya"
Clarissa cuma terkekeh dan beralih duduk di sebelah Vivianne yang lagi mengusap perut besarnya itu.
"Lo kesini sama siapa?" Tanya Clarissa.
"Minta anter adek gue, soalnya Mahesa nyebelin dia ngancem mogok makan kalau gue naik taksi"
"Ya iyalah, mana mungkin dia biarin lo kesini jauh jauh naik taksi, lo jalan aja harus pegangan ya Ann bisa bisanya mau naik taksi"
"Kenapa lo jadi ikutan nyebelin? Gue mau pulang aja ah" Kata Vivianne yang hendak beranjak tapi ditahan oleh Clarissa dan menyuruhnya lagi untuk duduk dan bersandar dengan tenang.
Sabar Clarissa, mood ibu hamil emang gitu.
"Iya maaf" Kata Clarissa yang dibalas cengiran oleh Vivianne. Mahesa bener, Vivianne makin aneh.
•••
"Ini teh nya bu" Kata seorang wanita paruh baya yang bekerja disana, wanita yang selalu memasak untuk makan siang, wanita yang Clarissa panggil bibi.
"Makasih bi" Kata Vivianne.
"Neng udah berapa bulan kandungan nya?" Tanya Bibi yang memang sudah kenal pada Vivianne dari dulu.
"8 bulan lebih bi, udah mau sembilan bulan" Jawab Vivianne sambil menyesap teh tawar hangat nya.
"Berarti kurang lebih bulan depan ya neng lahirannya?" Tanya Bibi yang masih memegang nampan nya.
"Perkiraan nya sih bulan depan, cuma kan memang 9 bulan 10 hari jadinya bisa jadi bulan depannya lagi"
"Ohh begitu, semoga sehat sehat ya neng sampai lahiran" Kata Bibia sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Metanoia | Haechan
Fanfiction"7 years of waiting, feels so worth it" Metanoia: (n.) The journey of changing one's minds, heart, self and way of life. The part of CaChan Universe