Clarissa menatap cowok yang berdiri di depan pintu apartemen nya dengan kardus yang Clarissa udah tau isinya apa, karena itu Clarissa juga menatap Chandra dengan tatapan yang sebal.
"Hehe" Kekeh Chandra.
"Bawa ke rumah lo aja, ngapain dibawa kesini" Ketus Clarissa yang membuat Chandra menggaruk tengkuk nya yang nggak gatal.
"Disini aja, boleh ya?" Kata Chandra memelas.
Clarissa memutar bola matanya malas, lalu masuk ke dalam apartemen nya tanpa mengucapkan apa apa pada pacarnya itu.
Chandra cemberut, pasalnya cowok itu memang dari awal udah di wanti wanti oleh Clarissa supaya nggak tergoda sama PlayStation 5 yang baru aja launching beberapa bulan lalu.
Bukan berarti Clarissa ingin mengatur urusan keuangan Chandra, tapi harga PlayStation 5 itu nggak murah, lagipula kapan sih Chandra punya waktu buat main benda itu, cowok itu sendiri yang bilang kalau dirinya belakangan ini lagi sibuk sama pekerjaan nya di kantor.
Niat Clarissa baik dan nggak bermaksud ikut campur sama keuangan pacarnya itu, dia nggak berkewajiban juga buat ngurusin.
Waktu itu sih Chandra mengiyakan saran Clarissa untuk nggak beli benda itu, bahkan cowok itu menambahkan kalimat "yang dirumah aja udah jarang dipake, sampai berdebu soalnya nggak pernah dimainin lagi sama kita"
Tapi sekarang.... Clarissa cuma bisa menghela nafasnya pasrah. Membuat Chandra berdiri mematung, menunduk sambil masih menenteng kardus berukuran sedang itu.
"Terus ngapain diem disitu?" Tanya Clarissa kepada Chandra yang masih aja bertahan berdiri di ruang tengah tanpa ngomong apa apa.
"Kamu nya marah... Daritadi nggak ngomong" Kata Chandra yang masih menunduk, menatap ujung kakinya sendiri di lantai itu.
"Memangnya kalau gue ngomong bakal lo dengerin?"
Chandra mendongak, menatap Clarissa yang matanya masih terpaku pada televisi di depannya.
"Maaf, gue khilaf"
"Lain kali, nggak usah minta saran ke gue kalau akhirnya masih ngeyel kaya gini"
"Tapi gue dapet harga yang lebih murah dari yang lain kok Ca..."
"Hm" Clarissa terdengar nggak peduli.
"Cuma sebelas--" Kata Chandra yang terpotong oleh helaan nafas Clarissa.
Chandra yang tau kalau Clarissa lagi kesal sekarang, lantas hendak melangkahkan kakinya keluar dari sana, tapi urung karena Clarissa memanggilnya.
"Udah terlanjur beli dan udah kesini, pasang sendiri" Kata Clarissa yang menyimpan remote tv di meja sebelah sofa yang lagi dia duduki.
Lantas dengan nggak enak hati, Chandra kembali dan menyimpan kardus itu di sebelah televisi, sedangkan dia berjalan mendekat kearah Clarissa yang lagi berkutat dengan ponsel nya.
"Jangan marah" Kata Chandra dengan lembut sambil mendudukkan dirinya di sebelah Clarissa.
"Lain kali nggak perlu nanya saran sama gue"
"Ca... Bukannya aku nggak mau dengerin kamu, tapi ada harga yang lebih murah dari harga normalnya, dan kebetulan gue lagi ada uang buat beli"
Clarissa nggak menjawab apa apa, tapi sedari tadi ia mendengarkan penuturan pacarnya itu.
"Yaudah kalau kamu nggak suka, aku mau bawa pulang aja biar nanti dipasang dirumah"
"Gue bilang pasang aja" Jawab Clarissa.
"Ya kamu nya masih marah, aku jadi nggak mau masang nya"
"Pasang. Gue udah nggak marah"
"Nggak mau, itu masih marah" Kata Chandra yang membuat Clarissa jengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Metanoia | Haechan
Fanfiction"7 years of waiting, feels so worth it" Metanoia: (n.) The journey of changing one's minds, heart, self and way of life. The part of CaChan Universe