Senin, waktunya Clarissa kembali menjadi morning person yang bakal melewatkan sarapannya dan mengganti nya dengan matcha latte yang ia pesan melalui drive thru --karena pagi ini dia telat bangun. Menjadi pimpinan untuk para bawahannya bukan berarti dia bisa telat datang ke kantor, jadi walaupun dia telat bangun, dia sampai kantor tepat waktu walau dengan perut kosong.
"Selamat pagi Bu." Sapa salah satu pegawai nya pada Clarissa, "Pagi." Clarissa membalas sapaan itu.
Clarissa nggak melunturkan senyumnya untuk para pegawai nya, itu udah jadi hal yang rutin dilakukan nya setiap pagi. Sampai ia memasuki ruangannya dan menghela nafasnya, mengubah matanya yang asalnya menyipit karena terdorong oleh senyumannya --menjadi kembali sayu yang untungnya bisa dia tutup dengan riasan.
Tas berwarna hitam itu ia simpan diatas meja sebelum ia duduk di kursi nya, menatap nanar kearah figura yang udah entah berapa tahun lama nya, bahkan itu bukan kaca aslinya karena kaca yang asli sudah pecah dan Clarissa mengganti nya dengan kaca yang baru, hanya saja stiker stiker di sisi nya nggak pernah ia ganti atau ia tambahkan.
Staycation yang mendadak itu tetap nggak mengubah apa yang terjadi menjadi lebih baik, yang ada malah semakin runyam aja. Clarissa kira, Chandra nggak peka mengenai perubahan sikap nya, makanya Clarissa memang nggak berniat buat cerita apa apa --karena dari awal dia memang takut semuanya bakalan runyam, dan benar saja. Clarissa cuma bisa berharap kalau jarak nyata yang dia bentangkan diantara mereka berdua menjadi solusi terbaik untuk hubungannya.
"Selamat pagi Bu Caca."
"Rissa." Tegas Clarissa, membantah panggilan yang dibuat oleh cewek yang baru saja masuk ke ruangannya.
"Hah?"
"Rissa, bukan Caca" Clarissa menegaskan kembali.
"Loh kenapa? Chandra manggil lo Caca kan?" Tanya Anya sambil meletakan teh hangat di meja Clarissa.
Clarissa cuma melirik nya sekilas sebelum ia membuka tas nya dan mengeluarkan buku note nya, "Makasih" Ujar Clarissa pada Anya. Clarissa nggak berniat meminumnya, entahlah ia mencampurkan apa di minuman itu, mungkin saja sianida, terlalu lebay sih tapi Clarissa jaga jaga aja.
"Sama sama" Balas Anya, lalu cewek itu malah berdiri mematung disana sambil tersenyum manis seperti biasanya --ralat, palsu seperti biasanya.
"Terus ngapain masih disini? Sana kerja" Kata Clarissa setelah menaikkan kacamata yang sedikit turun dari hidungnya.
"Gue mau nanya dong" Kata Anya sambil mengambil kursi lain untuk duduk di sebelah Clarissa.
"Nanya apaan?" Tanya Clarissa, suaranya terdengar nggak peduli, dia cuma menggerakan mouse nya, menekan tombol tombol yang menjadi tujuan nya pagi ini.
"Seru staycation nya?" Tanya Anya secara tiba tiba, membuat Clarissa memutar bola matanya dan merutuki sang perusak mood dalam benaknya.
"Kepo banget?" Tanya Clarissa dengan nada bercanda yang ia buat buat.
"Bukan gitu, lo kan temen gue, cerita lah seru nggak disana?" Tanya Anya dengan semangat.
"Biasa aja." Jawab Clarissa singkat.
"Kok biasa aja? Eh tapi lo kesana sama adiknya Chandra kan --siapa sih tuh namanya Adelia?"
"Adeline."
"Nah iya Adeline, denger denger dia tuh ngambil kedokteran ya?"
"Denger dari siapa?"
"Chandra. Waktu itu pernah ngobrolin sih, waktu minggu lalu itu loh pas dia kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Metanoia | Haechan
Fanfiction"7 years of waiting, feels so worth it" Metanoia: (n.) The journey of changing one's minds, heart, self and way of life. The part of CaChan Universe