Memang benar, sebagian besar orang yang nggak Clarissa kenal adalah rekan kerja Chandra dan beberapa koleganya Ayah Chandra.
Beberapa orang lainnya menyandang Adiwinata sebagai nama belakangnya, keluarga besar Chandra datang malam ini.
Clarissa menyapa orang orang yang ia kenal, terutama Mama dan Papa. Akhirnya mereka bisa bertatap muka lagi setelah beberapa waktu nggak bertemu karena sama sama sibuk dengan pekerjaan.
Clarissa yang pada awalnya merasa kesal pada Chandra, kini malah berterima kasih pada yang mulia Rangga karena mau berkorban untuk menjadi teman Chandra satu hari demi rencana ini.
Iya berkorban, berkorban karena ia menjatuhkan harga dirinya katanya, lebay. Lagipula harusnya dia nggak terlalu menyesal, soalnya sogokan dari Chandra juga ia terima.
"Nih kado lo" Kata Rangga sambil menyerahkan paper bag merah kepada Chandra.
Chandra feeling nya udah nggak enak duluan, dan benar saja isinya... "Kue keranjang banget?" Tanya Chandra dengan kue keranjang di tangannya.
"Lo sendiri yang waktu itu bilang mau? Terus salah gue?" Tanya Rangga tiba tiba nyolot.
"Ya tapi kan-- dahlah"
"Nggak usah minta yang aneh aneh, gue bukan juragan toko emas. Tapi kalau lo mau kompor portable atau wajan anti lengket, langsung telfon Mami gue aja" Kata Rangga yang membuat Clarissa tertawa, sedangkan Chandra malah mendengus.
"Makasih kek??" Kata Rangga lagi yang membuat Chandra mendecih kesal.
"Makasih" Kata Chandra seadanya, Rangga cuma mengangguk.
"Dan buat lo..." Rangga menunjuk pada Clarissa sebelum akhirnya dia berbalik mengambil kardus berukuran sedang yang nggak dibungkus dengan kertas kado.
"Nih" Kata Rangga sambil memberikan kardus itu ke pelukan Clarissa.
"Apaan nih" Kata Clarissa sambil memeluk kardus itu, nggak lama Chandra mengambil alih kardus itu dari Clarissa.
"Air fryer, gue lagi butuh" Kata Rangga yang membuat Clarissa mengerutkan dahi nya.
"Lo yang butuh kenapa malah ngasih ke gue?" Tanya Clarissa. Yang mengerti maksud Rangga disana cuma Chandra.
"Wah gila lo, gue udah muak ya sama tragedi minjem minjem blender, lo nggak usah nambah nambah pake air fryer segala. Nih nih gue balikin" Kata Chandra yang langsung mengulurkan kardus itu lagi pada Rangga.
"Itu dari Mami gue, balikin nya langsung ke Mami gue aja. Sekalian uji adrenalin buat adu mulut sama dia" Kata Rangga yang membuat Chandra menarik uluran kardus itu lagi.
Rangga tersenyum menang, "Yaudah gue mau pulang, ngantuk."
"Eh, udah ngambil makan belum?" Tanya Clarissa.
"Udah kenyang gue, makanya mau langsung pulang. Bye" Kata Rangga yang langsung pergi dari ballroom itu.
"Dia ngeselin" Kata Chandra yang menatap tajam punggung cowok itu yang mulai menjauh.
"Emang" Kata Clarissa.
"Aunty, Mang" Kata Vivianne dari belakang mereka berdua.
"Nggak adil banget, masa dia dipanggil Aunty gue dipanggil Mang? Berasa tukang bubur gue" Protes Chandra pada Vivianne.
Mereka bertiga kecuali Chandra menertawakan hal itu, "Kalau mereka pas udah gede manggil gue Mang, lo orang pertama yang gue curigain ya Ann" Ancam nya pada Vivianne.
Mahesa dan Vivianne datang dengan warna baju mereka yang serasi malam ini, masing masing dari mereka memakai gendongan berwarna pink dan biru untuk mengggendong si kembar, Mars bersama Vivianne dan Venus bersama Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Metanoia | Haechan
Fanfiction"7 years of waiting, feels so worth it" Metanoia: (n.) The journey of changing one's minds, heart, self and way of life. The part of CaChan Universe