Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Setelah sekian lama nggak bertemu dengan sedih, akhirnya Clarissa dihadapkan lagi dengan hal yang rumit untuk dijelaskan itu.
Nggak terlintas di pikiran Clarissa tentang bagaimana dia menjelaskan keadaannya sekarang selain kata sedih, mungkin.... Hampa?
Clarissa pernah sempat bilang pada Chandra kalau dia seringkali merasa ingin menangis tanpa alasan, nggak tau-- rasanya pengen nangis aja seharian supaya ngerasa lega. Padahal nggak ada alasan, dia nggak lagi mikul beban kok.
Kata Chandra, hal itu wajar. Sesekali kita merasa ingin menangis tanpa maksud yang jelas, dan cowok itu pernah bilang "kamu tau kan kalau bak mandi harus selalu dikuras supaya air nya tetep bersih? Mungkin air mata juga gitu, hati kamu bilang sama air mata yang kotor buat cepet cepet keluar dan ninggalin air mata yang bersih di mata kamu. Biar mata kamu tetep cantik alias matamu melemahkanku, ceilahh". Seperti biasa quotes ngawur dari Chandra sampai ke telinga cewek itu. Tentu saja Clarissa cuma menanggapi dengan senyuman tipis, mengingat kalau Chandra lagi menghiburnya. Cowok itu memang selalu punya stok quotes ngawur, dan bakal dia suarakan dimana aja, layaknya hal itu ia bawa di saku celana nya. Dan kata "Ceilah" Akan selalu menjadi penutup setiap kalimat nya.
Di hari sabtu yang berawan ini, Clarissa menyeduh teh hijau tanpa gula dan memutuskan untuk berdiam diri di apartemen nya, hanya dengan teh dan buku novel nya. Tanpa latar suara televisi di belakangnya, tanpa suara notifikasi di ponsel nya, tanpa pinky yang mengeong untuk minta makan karena kucing itu sedang dirumah sakit hewan karena flu yang menyerangnya.
Halaman demi halaman Clarissa baca, semakin terlarut ke dalam cerita yang kata orang orang berakhir dengan ending yang sedih. Pada awalnya itu menjadi alasan mengapa Clarissa nggak mau membeli bukunya, spoiler tentang ending buku itu kian bertebaran di beberapa media sosial. Tapi akhirnya, dia kalah pada rasa penasaran dan buku itu dibaca olehnya hari ini. Menurutnya, nggak membuka ponsel adalah keputusan yang baik karena untuk menghindari spoiler yang mungkin saja nggak sengaja ia baca.
Tapi keputusannya itu nggak baik untuk Chandra yang jadi khawatir dengan cewek itu yang nggak memberi nya kabar dari pagi hari. Dan ya, cowok itu sekarang menjadikan pintu apartement Clarissa layaknya gendang, dia mengetuk pintu itu dengan nada yang ia buat sambil memanggil manggil cewek itu seperti anak kecil yang lagi mengajak teman sebayanya untuk main, "CaAaAaCaaAaA~".
Clarissa menutup bukunya kala cowok itu semakin gencar menggendang di pintu nya disaat cowok itu bisa menekan bel. Cewek itu keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk menemukan cowok itu yang berdiri di ambang pintu dengan wajah cemberut yang dibuat buat.
Clarissa mengerutkan dahi saat Chandra nggak juga bicara tapi wajah nya semakin cemberut, bibirnya sengaja ia lengkungkan ke bawah dan beralih untuk melipat tangan di depan dadanya.