Faresta membanting bola basket yang baru saja dipakai untuk penilaian. Hari ini kelas XI IPA 5 tengah pelajaran olahraga dan materinya adalah tentang permainan bola basket.
Seraya meminggir di pinggir lapangan, Faresta mengibaskan tangan untuk mengipasi wajahnya. Ia berdecak kesal karena lapangan yang digunakan di outdoor. Karena indoor tengah dipakai oleh kakak kelas. Walaupun masih jam 8 tapi sinar matahari sudah benar-benar panas.
Matanya melirik ke sana ke mari mencari keberadaan Lissa, Thea, dan Jachinta. Kembali berdecak sebab mereka bertiga masih asyik bermain bola basket bersama Alden dan Erlang. Faresta merasa heran apakah mereka tidak kepanasan.
"Duduk sini, Ta!"
Kira-kira tiga meter di belakangnya ada sebuah pohon yang cukup rindang. Di bawahnya ada seorang cowok yang duduk. Cewek yang hari ini menguncir rambutnya tinggi-tinggi itu pun menghampiri dan duduk di samping cowok tersebut.
"Lo udah penilaian, Jun?"
"Nama gue kan Arjuna. A. Absen nomor satu," jawab Arjuna.
"Oh iya ya."
Faresta menyengir menanggapi jawaban Arjuna. Lalu matanya mengarah ke sana ke mari. Seolah tengah mencari sesuatu.
"Gasendra lagi ke kantin. Beli minum sih katanya," tutur Arjuna menyadari aksi Faresta.
"Gue lagi nggak cari dia," balas Faresta dan Arjuna tertawa kecil.
Faresta berbohong. Ia memang mencari keberadaan Gasendra. Urutan absennya dengan Gasendra itu atas bawah. Tadi ketika Faresta hendak penilaian bola basket, Gasendra langsung pergi. Tidak seperti biasanya ketika ada penilaian seperti ini, Gasendra akan menyemangati dirinya.
"Lo lagi ada masalah sama dia?" tanya Arjuna.
"Enggak ada."
Terdengar helaan napas panjang dari samping Faresta. Selepas peristiwa di mall dua hari yang lalu, Arjuna merasakan perubahan kedekatan Gasendra dan Faresta. Tak hanya Arjuna saja yang lain juga merasakan. Seperti hari-hari biasanya, Gasendra dan Faresta itu di kelas selalu duduk bersama. Sejak kemarin hingga hari ini keduanya berpisah. Gasendra tetap di kursi biasanya sedangkan Faresta bertukar posisi dengan Erlang yang dulunya duduk bersama Jachinta.
"Kelihatan kali, Ta. Lo aja sampai tukeran tempat duduk sama Erlang," ujar Arjuna.
Faresta mengangkat bahunya merasa tak peduli. "Akhir-akhir ini mata gue kayak agak sedikit minus gitu. Jadi, gue pindah ke depan deh."
"Kalau gitu kenapa kalian nggak saling ngobrol?"
"Lo---"
Brukkk ...
"Gasendra anjing!" umpat Arjuna ketika sebuah botol air mineral mengenai wajahnya dan si pelaku adalah Gasendra. Cowok itu sudah kembali dari kantin.
Faresta refleks mengangkat kepala. Gasendra berdiri agak menyamping 2 meter di depannya. Faresta meneguk ludah melihat pesona Gasendra yang tengah menenggak minuman.
"Woi ini minum buat gue atau Faresta?" tanya Arjuna.
"Kalau gue kasihnya ke elo ya buat lo," jawab Gasendra tanpa menoleh.
"Tumben." Arjuna menyodorkan botol itu ke Faresta. "Mau?"
"Gue nggak haus," tolak Faresta.
"Gue tahu lo haus, Ta."
"Enggak, Jun."
Di cuaca yang cukup terik ini tentu saja membuat haus. Faresta merasakan hal tersebut. Hanya saja ia tidak enak kepada Gasendra jika menerima minum itu dari Arjuna. Bukan gengsi sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABIANCA
Teen Fiction"Katanya dalam persahabatan antara cewek dan cowok itu tidak murni bersahabat. Karena pasti salah satu di antara mereka ada yang memiliki perasaan lebih." Bertahun-tahun lamanya bersahabat dengan Gasendra Sabian Abimana (Gasendra), diam-diam Faresta...