SABIANCA : 06

5.5K 548 98
                                    

Gasendra menggaruk alis sebelah kanan sambil menatap layar ponsel. Sesekali ia mendengus membaca pesan dari bundanya. Rentetan pesan dari Alesia berisi pertanyaan apakah Gasendra sudah sampai belum. Karena saat ini ia masih duduk di dalam mobil yang terparkir di halaman sebuah rumah mewah.

Kali ini pesan terakhir yang dikirim oleh Alesia benar-benar membuat Gasendra tertawa.

Bunda💙

| Dalam keadaan apapun kamu harus datang!
Jangan sampai nama kamu dicoret dari daftar warisan keluarga Abimana. Bagaimana pun juga kamu adalah cucu pertama dan anak pertama.

Gasendra tahu bahwa kalimat itu hanya sebuah kalimat saja tanpa arti. Lagipula buat apa dia mempunyai banyak harta tetapi kebahagiaan yang diinginkan sudah musnah. Yaitu memiliki keluarga utuh.

Menjadi anak broken home tak pernah terpikirkan oleh Gasendra. Walaupun sudah berlangsung sejak lima tahun yang lalu.

Gasendra juga tak menyangka bahwa pria yang dulu ia banggakan di depan teman-teman memiliki sifat seperti bajingan. Bukan seperti lagi. Tapi emang iya. Dulu Gasendra berpikir bahwa ayahnya sangat mencintai bundanya. Namun, ternyata mereka hanya akting di depan Gasendra. Semuanya palsu.

Tak mau berlama-lama di dalam mobil akhirnya Gasendra keluar dengan gerakan malas. Rumah di depannya adalah rumah pada masa kecilnya. Kenangan memang terus membekas. Gasendra masih ingat betul di mana titik-titik tempatnya bermain. Sekarang sejak lima tahun yang lalu ia jarang ke sini. Kalau tidak disuruh Alesia mana mau dia datang.

Gasendra menatap pintu berwarna hitam di depannya. Mungkin dulu ia asal nyelonong masuk begitu saja. Namun, sekarang ia merasa sungkan. Karena bukan rumahnya lagi. Jadi, sebagai tamu harus sopan bukan?

"Oh, lo datang?" Seorang cowok sepantaran Gasendra yang membukakan pintu.

Gasendra berdecih dan refleks menyentuh luka memar di pipi dan sudut bibirnya. Masih ingat ketika Gasendra dan Faresta sedang berbicara berdua tiba-tiba ada orang yang menyerang Gasendra? Cowok itulah pelakunya.

Gazio Damian Abimana.

"Gue nggak ada problem sama lo," ucap Gasendra datar. "Kalau nggak disuruh nyokap juga nggak bakalan gue datang."

"Oh, nyokap lo yang pelakor itu ya?"

Tak terima dikatai seperti itu, Gasendra pun menarik kerah kaos Zio. "Nyokap lo anjing yang pelakor."

Zio mendorong Gasendra mundur. "Bukti udah ada dan lo nggak bisa ngelak lagi."

Gasendra tertawa kecil karena lucu. "Sekarang coba lihat siapa yang jadi istri pria bajingan itu dan siapa yang pergi dari rumah ini."

"Oh, lo iri kan? Nggak bisa tinggal di sini lagi? Nggak bisa dapatin kasih sayang dari orangtua lengkap? Duh kasihan banget sih," ucap Zio memasang tampang mengejek.

"Iri? Buat apa?" tanya Gasendra. "Gue malah seneng akhirnya bunda bisa lepas dari sifat toxic dia."

Zio menoleh mengikuti arah jari telunjuk Gasendra. Tepatnya ada seorang pria yang menuruni tangga sembari bertelponan.

Gasendra mencoba menghindar ketika Zio tiba-tiba merangkul bahunya dan mengajak masuk ke dalam rumah.

"Pa, Gasendra udah datang nih!"

SABIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang