Aaaaaa seneng banget kalian masih excited dengan cerita ini. Thank you bestie ❤️
***
Lebih baik persahabatan kita usai di sini. Kita bisa mulai lagi kalau perasaan lo ke gue udah hilang.
Faresta tidak menyangka bahwa Gasendra benar-benar melakukan apa yang diucapkannya pada malam itu. Tiga hari berlalu dan mereka saling menjaga jarak. Gasendra selalu memalingkan wajah saat tak sengaja berkontak mata dengan Faresta. Mereka juga sudah tidak duduk bersama lagi.
Namun, esok hari setelah malam itu di sekolah. Faresta sempat mengajak Gasendra berbicara.
"Lo yakin sama apa yang lo ucapkan semalam?" tanya Faresta menyentuh tangan Gasendra tapi sayangnya langsung ditepis oleh cowok itu.
Pandangan Gasendra lurus ke depan. Tidak mau menatap Faresta. "Kenapa harus nggak yakin?"
"Please! Kita masih tetap bisa sahabatan!"
"Enggak. Sebelum rasa lo ke gue itu sirna. Baru kita bisa sahabatan lagi."
"Sabian! Lo nggak perlu peduli tentang perasaan gue. Biar itu jadi urusan gue."
"Gue kayak gini juga demi menjaga perasaan lo. Kalau lo terus-terusan ada dekat gue, lo akan semakin sakit hati."
"Emang lo tahu apa yang gue rasain?"
"Ya pastinya sakit hati lah. Gue lihat Zio deket-deket sama Djenar udah kepanasan."
"Well! Ternyata lo secinta itu ya sama Djenar."
"Lo pikir gue pacarin dia kalau bukan karena cinta ya karena apa? Jadi jangan harap gue bisa bales cinta lo."
Lalu cowok itu pergi meninggalkan Faresta.
Yaaa ... ternyata sesakit ini setelah confess kepada orang yang dicintai.
Dan tentu saja Faresta merasakan penyesalan setelah mengatakan cinta pada Gasendra. Karena hasilnya hubungan persahabatan mereka menjadi korban. Hancur berantakan.
Namun, disisi lain Faresta bersyukur kepada Tuhan karena sudah memberikan sahabat-sahabat yang sangat baik. Lissa, Thea, dan Jachinta sudah mengetahui apa yang terjadi pada Faresta dengan Gasendra. Faresta tidak dapat menyimpan sendirian. Awalnya ia takut dengan respon mereka bertiga.
"Nggak apa-apa kalau sekarang lo masih sakit hati. Tapi jangan lama-lama ya. Cowok yang baik masih banyak loh," ujar Lissa.
"Tetap berpegang teguh pada prinsip lo ya. Jangan ngemis cinta sama orang yang nggak mengharapkan lo sama sekali," ujar Thea.
"Terserah lo mau gimana untuk kedepannya. Kalau tetap mau Gasendra ya lo harus berjuang. Tapi ya berjuangnya jangan ngemis. Kalau bisa dengan cara jual mahal gitu," ujar Jachinta.
Tak hanya Lissa, Thea, dan Jachinta. Alden, Erlang, dan Arjuna juga sudah mengetahui hal tersebut. Tentu saja mereka ada di pihak Faresta. Bahkan Alden yang notabene pendukung Gasendra dan Djenar, sekarang juga ada di pihak Faresta.
"Otak lo yang pinter itu ke mana sih huh? Buat mikir lah anjing!" umpat Alden ingin sekali memukul wajah Gasendra.
"Udah lupa ya sama kebersamaan lo dan Faresta selama ini?" tanya Arjuna dengan nada menyindir.
"Lo G O B L O K. Goblok, Sen. Goblok banget. Bisa-bisanya ya lo ... tau ah," ujar Erlang bergidik ngeri.
Sedangkan yang sedang diomeli justru malah asyik menikmati minuman kaleng berwarna merah. Gasendra kira berbagi cerita dengan mereka bertiga, hatinya akan terasa plong. Tapi ternyata tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABIANCA
Teen Fiction"Katanya dalam persahabatan antara cewek dan cowok itu tidak murni bersahabat. Karena pasti salah satu di antara mereka ada yang memiliki perasaan lebih." Bertahun-tahun lamanya bersahabat dengan Gasendra Sabian Abimana (Gasendra), diam-diam Faresta...