SABIANCA : 01

10.4K 778 128
                                    

Menjadi pacar dari seorang Gasendra Sabian Abimana mungkin adalah impian dari para kaum hawa SMA Marcapada. Dan hari ini secara tiba-tiba, tidak ada angin, tidak ada hujan. Di depan mata semua orang, Gasendra menyatakan isi hatinya pada seorang cewek yang cukup terkenal akan prestasinya di perlombaan akademik.

Banyak orang yang cukup terkejut dengan aksi Gasendra tersebut. Sebelum ini keduanya sama sekali tak terlihat dekat. Malahan selama ini Gasendra sangat dekat dengan seorang cewek yang pastinya bukan Djenar.

Djenar sendiri kalau boleh jujur saat ini ada rasa bersalah. Lebih tepatnya menyalahkan dirinya sendiri. Ia menjadi overthinking. Apakah keputusannya menerima ajakan Gasendra menjadi pacar itu sudah benar atau salah.

"Sekarang lo harus extra hati-hati deh, Jen."

Djenar menoleh menatap sahabatnya, Shakira. "Kenapa Ra?"

"Lo pacaran sama Gasendra itu menimbulkan pro dan kontra. Ada yang dukung lo, ada yang hujat lo. Rata-rata yang hujat lo itu karena mereka shipper Sabianca."

"Nggak apa-apa."

"Iya nggak apa-apa. Kan lo pemenangnya bukan Faresta."

Djenar refleks mencubit lengan Shakira. "Jangan gitu, Ra!"

"Heh cewek kampungan!"

Detik itu juga tubuhnya tersungkur di lantai setelah di dorong oleh seorang cewek berambut ombre ungu. Dia tidak datang sendirian, ada dua orang di sampingnya.

Shakira tak tinggal diam. Ia langsung membantu Djenar tetapi salah satu dari mereka menarik mundur Shakira.

"Diam lo!"

Thea, cewek berambut ungu itu berjongkok dan mencengkeram dagu Djenar. "Berani banget lo pacaran sama kakak gue."

Djenar meneguk ludah. Thea adalah adik sepupu Gasendra. Dan ia juga tahu bagaimana Gasendra sangat menyayangi Thea.

"Lo itu nggak level buat keluarga gue. Awas aja kalau lo morotin Gasendra, habis lo di tangan gue!"

Djenar memang terlahir dari keluarga sederhana. Untuk masuk ke SMA Marcapada saja, ia mendapatkan beasiswa. Berbeda jauh dengan Gasendra yang merupakan cucu pemilik sekolah. Namun, bagaimana pun juga Djenar sadar diri.

"THEAAA!" 

Tiba-tiba seorang cewek datang menolong. Ia mengajak Djenar untuk berdiri. Kemudian menatap Thea geram.

"Lo apa-apaan sih?" tanyanya dan kembali beralih ke Djenar. Merapikan rambut Djenar yang sedikit berantakan. "Lo nggak apa-apa kan?"

"Lo yang apa-apaan, Faresta," ucap Thea menarik Faresta—nama cewek yang menolong Djenar tadi untuk berdiri di sampingnya.

Shakira langsung ikut menarik Djenar ke sisinya. "Lo nggak apa-apa kan?"

"Nggak apa-apa," jawab Djenar sambil tersenyum tipis.

"Lo nggak perlu ngotorin tangan lo buat nolong cewek kampungan itu," ujar Thea menyemprotkan hand sanitizer ke tangan Faresta yang ia dapat dari Jachinta.

Namun, Faresta refleks menyembunyikan tangan ke belakang. "Kalian berdua ke kelas aja. Dan maaf atas sikap sahabat gue ke kalian barusan!" ucapnya lembut pada Djenar dan Shakira.

Djenar mengangguk dan tersenyum tipis. Bersama Shakira, ia meninggalkan mereka. Jantung keduanya dag dig dug ditatap tajam oleh Thea, Lissa, dan Jachinta. Sembari berjalan, Djenar menoleh ke belakang dan tersenyum membalas Faresta yang melempar senyuman ke padanya.

SABIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang