AURORA KHANZA AMELIA yang kerap dipanggil Aurora itu tengah berkutat dengan buku buku yang ia siapkan, dengan terburu buru ia pun tak sengaja menjatuhkan salah satu bukunya.
Buku yang kerap kali ia gores dengan tinta hitam yang berisikan tulisan tulisan tentang bagaimana kehidupannya, dimana ketika ia merasa dunia tidak adil kepadanya di saat itu pula ia menggoreskan tinta hitam di atas buku itu, membentuk sebuah tulisan dan terkadang ketika ia merasa dunia sangat membencinya ia pun tanpa sadar menulis dengan air mata yang selalu saja lewat tanpa permisi.Aurora mengambil buku itu, buku yang sudah lusuh berwarna biru navy itu tak lepas dari penglihatannya, ia baru mengamati buku itu dengan seksama walaupun ia sering menulis di atas buku itu tapi baru kali ini ia menyadari kalau buku yang menjadi saksi kesedihannya itu sudah sangat usang dan bahkan sampul buku itu sudah hampir sobek. Aurora jadi berpikir untuk membeli yang baru.
Ketika lama mengamati buku itu Aurora pun tersadar bahwa jam dindingnya sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Aurora pun mempercepat gerakan mengambil bukunya. Aurora pagi ini terlambat bangun entah itu semua karena tugas sekolah yang menumpuk bak setinggi cucian baju, Aurora sangat resa kalau tidak menuntaskan tugas sekolah nya. Walau ia hanya anak yang bersekolah dengan uang beasiswa, ia tidak ingin membuang buang waktu untuk bermain main, karena menurut Aurora waktu adalah belajar dan tak ingin menyiakan beasiswanya yang berharga.
Aurora pun menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa sampai sampai Bunda negaranya memberikan peringatan.
"Aurora kalau turun tangga itu pelan pelan jangan lari larian gitu kalau kamu jatuh gimana, emang kamu lari larian gitu emang ada yang ngejar kamu ra'?" Peringat Melda 'bunda Aurora'
"Iya Bun, Aurora lagi dikejar waktu, jadi harus cepat sebelum aku ditangkap sama waktu, jadi aku pamit dulu yah Bun".
"Bukan waktu yang kejar kamu tapi security yang kejar kamu dan akan tangkap kamu kalau kamu telat. ehh, tapi kamu kok gak sarapan dulu?" .
"Udah gak kekejar Bun belum lagi nungguin bus. Yang ada nanti aku dikejar security beneran nih kalau Bunda nanya terus" ujar Aurora sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iyahh...deh kalau kamu gak sempat sarapan, setidaknya kamu bawa bekal, dan untungnya Bunda sudah siapin, karena Bunda tahu, anak gadis Bunda yang paling cantik ini adalah gadis pintar tapi sayangnya selalu ceroboh" ujar Melda sambil memasukkan bekal itu kedalam tas anak gadisnya.
"Seharusnya Bunda gak bilang aku cantik, karena kalau orang secara langsung liat wajah ini pasti mereka pada kabur saking nyereminnya" jelas Aurora.
karena yang Aurora sadari dia hanyalah seorang gadis yang tidak sempurna, bahkan tak ada yang tahu dibalik senyuman selalu ia sungging buat Bunda negaranya itu ada kesedihan yang tersembunyi dibalik senyum itu dan itu semua Aurora anggap tidak penting jika Bundanya tahu itu hanya membuat Bundanya kepikiran dan hal itu pasti membuat Bundanya sedih cukup ia yang merasakan semua ini dan selamanya hanya ia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
Teen Fiction[SELESAI DAN TIDAK DI REVISI] '. '. ~ ' ' "Aurora hanya menampakkan cahaya nya di malam hari, setelah langit menjadi cerah Aurora sudah tidak berguna lagi" -Aurora ••• "Gue harap Lo lupain perasaan Lo itu"- Langit "Dan semestinya Lo ga...