[SELESAI DAN TIDAK DI REVISI]
'. '. ~
'
'
"Aurora hanya menampakkan cahaya nya di malam hari, setelah langit menjadi cerah Aurora sudah tidak berguna lagi" -Aurora
•••
"Gue harap Lo lupain perasaan Lo itu"- Langit
"Dan semestinya Lo ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita ini gak ada pelakor, ok.... makasih⚠️
27. DO NOT GIVE UP! .
.
.
"Hari ini kamu ada pentas seni Ra?"
"Nggak sih Bun, lebih tepatnya cuman pentas kelulusan untuk kakak kelas yang udah mau tamat," ujar Aurora sambil memasang sepatunya.
"Oh iya Bunda baru ngeh, Alicia kakak kelas kamu kan?" Tanya Melda yang mendapat anggukan dari Aurora.
"Bunda mau ke sekolah kamu donk, mau kasih selamat buat Alicia. Kan Alicia udah baik banget tau Ra," ucap Melda yang membuat Aurora tersenyum.
"Boleh kok Bun, boleh banget malah. Pasti kak Alicia seneng banget kalau Bunda datang,"
Yah, Aurora tahu Bundanya sangat, menyayangi Alicia Walau Alicia bukanlah siapa-siapa. Dan jangan berpikir kalau Aurora iri, karena nyatanya tidak. Justru ia merasa sedikit sedih melihat Bundanya yang sangat menyayangi Alicia, sebab Aurora tidak bodoh kalau hanya sekedar membaca mimik wajah seseorang.
Wajah Bundanya yang terlihat antusias apabila menceritakan Alicia, apalagi disaat kini itu menambahkan kesan bahwa Bundanya sudah menganggap Alicia sebagai anaknya. Dan itu artinya Bundanya tengah mengingat kakak perempuannya, yang Aurora tebak pasti sudah sedewasa sekarang.
Walau perawakan Alicia yang western dan sangat jauh berbeda dengan Aurora yang Asiatis. Mungkin sifat dan watak Alicia yang mirip dengan kakaknya itulah salah satu yang membuat Bunda Melda menyukai Alicia, dan sungguh Aurora juga merasa seperti itu.
***
"Pagi Ra!!!" Sapa Genta.
"Pagi ta," jawab Aurora.
"Assalamualaikum ukhti Humaira," sapa Genta lagi ke Aisyah.
Yah, Aisyah tau kalau gembel macam Genta ketika menyapa ramah seperti ini, pasti ada maksud terselubung.
"Wa'alakumsalam, akhi Sulaiman." Jawab Aisyah ngasal. Hingga satu tabokan melayang ke kepala Aisyah.
"Sakit woy!!" Pekik Aisyah hingga satu cubitan kecil ia gunakan untuk mencubit perut bubble wrap Genta.
"Nama bapak gue woyyy!!!" Ucap Genta murka, jelas ia marah gadis berhijab itu malah menyebutkan nama Sulaiman, yang jelas-jelas itu nama bapaknya.
"Yaudah sih, gue gak sengaja nyebut," ucap Aisyah santai dan tak merasa bersalah.
Genta yang mendengar itu berusaha untuk tetap sabar. Ok, sampai dirumah nanti ia akan mengungsi ke rumah Aisyah yang jaraknya hanya tinggal ke pleset dah sampai-Ia akan membuat kekacauan di sana.
