24. MELINDUNGI?

311 73 702
                                    

"Langkah ini tak mampu berjalan beriringan, seperti sepatu hanya bisa berjalan silih berganti and it is impossible to walk at the same pace

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Langkah ini tak mampu berjalan beriringan, seperti sepatu hanya bisa berjalan silih berganti and it is impossible to walk at the same pace."
~Angkasa Langit Biru~

~song from mulmed, here's your perfect, by Jamie Miller~

24. MELINDUNGI?
.

.

.

Sepasang sepatu berjalan silih berganti. Hingga langkah itu terhenti ketika netra menangkap sesosok gadis bermata coklat yang berjalan dari arah berlawanan.

Gadis itu menampilkan senyum tipisnya ketika berbicara dengan temannya. Menampilkan senyum tanpa kepalsuan, itulah yang netra Langit tangkap.

Hingga pandangan mereka bertemu, hanya tatapan biasa yang ia dapatkan. Gadis itu terus berjalan hingga melewatinya.

Langit pun terus berjalan, tanpa menghiraukan perasaannya yang benar-benar kosong.

***

"Ra, Lo Ngomong donk. Siapa yang buat Lo kayak gitu? Gak mungkin kan, kalau Lo beneran mau bunuh diri?"

Ucapan Aisyah membuat Aurora terdiam. memikirkan kejadian mengerikan itu ia hanya merespon dengan senyum tipis tanpa bicara.

Toh, setiap kali ia berbicara hanya ketidakpercayaan yang ia dapatkan. Dan setiap kali ia disudutkan, itu hanya membuatnya lelah untuk bicara lagi.

Lebih baik ia diam dan untuk kebenaran, bisa saja terbongkar dengan sendirinya. Dan kalau itu benar-benar terjadi, penyesalan dari orang-orang yang sering menyakitinya akan menjadi tontonan gratis untuknya.

Well, pola pikirnya benar-benar berubah sekarang. Ia lelah menghadapi toxic nya kehidupan.

Melihat teman sekelasnya yang menatapnya dengan ekspresi terkejut, Aurora tak acuh dengan itu. Menyimpan tas nya disalah satu bangku setelahnya berlalu pergi.

Tujuannya sekarang adalah ruang guru, Aurora hendak bertemu wali kelasnya karena beberapa hari ini ia sakit dan tidak mengikuti UTS.

Melihat wali kelasnya yang berbicara dengan salah satu siswa, dengan segera Aurora menghampirinya.

"Bu Uni," panggil Aurora.

"Astaghfirullah Aurora, ya Allah nak. Kamu sudah sehat?" Tanya Bu Uni dengan garis wajah khawatirnya.

"Ra, ibu tidak tahu apa yang kamu alami. Tapi tindakan kamu, itu sangat berbahaya. Saya harap kalau kamu punya masalah kamu bisa share ke ibu. Ra, kamu itu salah satu murid kesayangan saya dan saya sudah anggap kamu sebagai anak saya,"

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang