28. WEIRD FEELING

236 56 532
                                    

Sebelum baca part ini, ingat part sebelumnya dulu⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca part ini, ingat part sebelumnya dulu⚠️...biar gak salah paham

28. WEIRD FEELING
.

.

.

Langit yang sedikit tersulut emosi, dengan perlahan mendorong Aurora. Sungguh, perasaannya sedikit aneh saat Aurora berada didekatnya.

"Jangan pernah ngatur gue, karena Lo!! Bukan siapa-siapa gue, ngerti!"

Mendengar itu, Aurora hanya menggeleng jangan lupakan senyum merendahkan yang ia tunjukkan.

"Dih, pede banget...siapa juga yang ngatur. Kan tadi aku dah bilang aku cuman bantu temen aku-" ucap Aurora menjeda

"Buat menyadarkan seseorang yang gengsinya keterlaluan!" Ucap Aurora sedikit meninggi sembari bersedekap dada.

"Orang yang lemah, dan selalu nyerah kayak kak Langit emang mau jadi apa? Hah!!...nyerah dalam artian pengecut karena selalu pusingin apa kata orang. Ingat kak jangan mau jadi pecundang karena gak diakuin... harusnya kakak berjuang untuk mencapai tujuan, jangan bego kak!"

"Melihat orang tersiksa, karena penyesalan....it's fun you know!" Cibir Aurora sembari berjalan mendekati Langit.

"Tunjukkin sama orang yang buang kak Langit, kalau kakak tuh bisa berdiri tanpa mereka yang bangsat,"

"Jangan bego kak," ucap Aurora setelahnya berlalu.

Hingga satu pukulan keras menghantam tembok membuat Aurora menghentikan langkahnya.

"Lo, udah puas!"

"UDAH PUAS HAH!!!"

"UDAH PUAS NGATA-NGATAIN GUE!!" Teriak Langit, karena memang sedari tadi menahan amarah.

Langit melangkah mendekati Aurora yang juga menunjukkan tatapan dinginnya. -Ok, kalau langit bisa kenapa dia tidak.

"Gue itu gak lemah, gak pengecut, dan gak pecundang seperti yang Lo bilang. Lo cuman cewek sok tau," ucap Langit dengan tatapan tajam, tapi jujur itu tatapan yang membuat Aurora bahagia.

Membuat orang tersulut emosi, ternyata menyenangkan.

"Ok buktinya mana, Kalau yang kakak bilang itu bener."

"Karena setiap ucapan belum tentu bener kan. Bisa aja kak Langit gak mau mengakui, atau-" ucap Aurora menggantung sembari mengikis jarak antara ia dan Langit.

"Malu!" Lanjut Aurora sembari berbisik kecil.

"Ok,"

"Ok, kalau Lo perlu bukti. Gue buktiin." ucap Langit final sembari menarik tangan Aurora agar cewek itu mengikuti langkahnya.

Merasakan genggaman Langit, membuat Aurora tersenyum penuh kemenangan.

Membuat Langit agar mengikuti kemauannya ternyata gampang juga, kelemahan laki-laki kebanyakan begitu... mencoreng ego mereka, setelahnya mereka akan menurut.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang